Wujudkan Teaching Industry, Sembilan Perusahaan Dukung SMK di Jawa Tengah

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat meresmikan tujuh revitalisasi SMK di SMKN 8 Surakarta, Rabu (1/3/2023). Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan, sembilan perusahaan yang tergabung dalam Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI mendukung tujuh sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Tengah.

Bahkan di tujuh sekolah tersebut sudah dibangun dan diberikan fasilitas penunjang sesuai dengan jurusan, serta sesuai skill labour.

Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan tenaga kerja sesuai kebutuhan industri melalui program teaching industry..

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

“Tadi ada dari kawan-kawan (pengusaha) mengatakan bukan SMK yang butuh industri, tetapi industri yang butuh SMK. Itu pernyataan yang bagus,” kata Ganjar Ganjar usai meresmikan tujuh revitalisasi SMK di SMKN 8 Surakarta, Rabu (1/3/2023).

“Hari ini ada sembilan perusahaan besar yang membantu SMK-SMK yang ada di Jawa Tengah. Alhamdulillah ini sudah ada kurang lebih 7 (SMK) yang dibantu, ini bagus sekali dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing,” lanjutnya.

Gubernur menilai, keterlibatan pemerintah dan dunia usaha dalam mendesain perencanaan bersama itu sudah tepat.

Png-20230831-120408-0000

Artinya kebutuhan tenaga kerja dari industri dapat disuplai dan dipenuhi oleh sekolah vokasi atau SMK.

Gubernur menjelaskan, ada beberapa SMK di Jawa Tengah yang telah merasakan hasil kerja sama selama periode 2021-2022.

Ia sebut antara lain SMKN 2 Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMKN 6 Surakarta, SMKN 4 Surakarta, SMKN 8 Surakarta, SMK Mandala Bhakti Surakarta, SMKN 2 Sukoharjo, SMK N 3 Semarang, SMKN 2 Kendal dan SMK Tunas Harapan Pati.

Sedangkan sembilan perusahaan yang termasuk dalam konsorsium itu adalah Bakti Barito, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, PT Indofood, PT Sinarmas, PT Agung Sedayu Group, Wings, Garuda Food, Triputra Group dan First Resources.

“Ini sungguh bagus. Tadi pagi saya lari lihat beberapa SMK tenyata untuk yang boga dibantu peralatan dapur, mereka sudah praktik dan masakannya enak. Untuk kesenian, ini ada Konser Hall mini yang mereka bisa menampilkan karya-karya dengan baik,” katanya.

Setelah revitalisasi tujuh SMK itu, pihaknya akan terus menggandeng industri untuk meningkatkan kualitas SDM lulusan SMK.

Ia bahkan sudah mengajukan beberapa sekolah lain agar fasilitasnya ditingkatkan sesuai kebutuhan industri saat ini. Baik dalam bentuk infrastruktur maupun bantuan alat dari perusahaan.

“Nah hari ini saya coba propose lagi beberapa sekolah yang lain agar fasilitas sekolahnya lebih bagus dan kami pengen mengundang siswa-siswa yang, maaf, dari keluarga miskin agar aksesnya lebih banyak lagi,” ungkapnya.

“Tiga sekolah yang sudah ada akan ditambah 15 sehingga kami punya 18. Mereka akan bisa mendapatkan akses itu dengan baik dan dibantu oleh perusahaan-perusahaan swasta ini harapan kami lebih canggih lagi,” jelasnya.

Menurutnya, puncak dari kerja sama sekolah dengan industri tersebut adalah teaching industry. Jadi pelajar sudah mulai dibiasakan menggunakan alat dan praktik sehingga ketika lulus sudah siap bekerja.

“Nanti akan ketemu kebutuhan industri dan sekolah yang disiapkan. Puncaknya adalah adanya teaching industry. Itu puncaknya sehingga anak-anak lebih terbiasa untuk praktik,” jelasnya.

Ketua Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI, Primadi Serat, mengatakan peduli diartikan sebagai industri yang membutuhkan SMK sebagai tenaga kerja. Selain itu, para pengusaha tidak ingin melihat adanya pengangguran.

“Selain membutuhkan tenaga kerja SMK, kami melihat tidak ingin ada pengangguran. Lulusan SMK bisa menjadi penggerak roda perekonomian,” ungkapnya.

Primadi menambahkan, bangunan fisik tidak serta merta mengubah sekolah biasa menjadi sekolah unggulan. Sebab, yang menurutnya paling penting adalah menyelaraskan kurikulum dan melatih guru agar kompeten.

Ia lantas mencontohkan, di SMKN 8 Surakarta yang melibatkan seniman ternama Garin Nugroho dan Eko Supriyanto (Eko Pece) untuk menggarap pertunjukan.

“Percuma gedung dibangun tapi SDMnya tidak. Kami ingin bangun teaching factory. Sekarang ada 7 sekolah, kami targetkan akhir 2024 ada 16 sekolah yang kami revitalisasi,” ujarnya (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *