Berita  

Abdul Kholiq ingin Rektor Baru UNNES yang Bisa Ikuti Perkembangan Zaman

Presiden BEM KM UNNES 2022 terpilih Abdul Kholiq ingin rektor baru UNNES yang dapat mengikuti perkembangan zaman. NURSEHA/LINGKAR.CO
Presiden BEM KM UNNES 2022 terpilih Abdul Kholiq ingin rektor baru UNNES yang dapat mengikuti perkembangan zaman. NURSEHA/LINGKAR.CO

SEMARANG, Lingkar.co – Presiden Mahasiswa BEM KM UNNES terpilih, Abdul Kholiq menyatakan bahwa pemilihan rektor baru UNNES kedepan melahirkan sosok dengan mindset baru sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman. Hal tersebut Abdul sampaikan saat sesi wawancara dengan Lingkar.co di bilangan Patemon, Gunungpati, Semarang, Senin (17/1/2022).

Menurut Abdul, kampusnya masih terlalu kaku dalam memberikan kurikulum dan pembelajaran kepada mahasiswanya.

Baca Juga:

Mengenal Lebih Dekat Abdul Kholiq, Presiden Mahasiswa BEM KM UNNES 2022

Dia menjelaskan bahwa di kampus-kampus lain sudah menerapkan life education, Pembelajaran strategis sesuai tantangan zaman, dan UNNES belum melaksanakan hal tersebut secara utuh.

“UNNES masih terlalu kaku dalam memberikan metode pembelajara kepada mahasiswanya. Butuh sosok rektor baru yang bisa mengikuti pola perkembangan zaman lah. Yang tau dan memahami teknologi dan punya metode baru yang ampuh. Kampus lain sudah menerapkan life education dalam kurikulumnya, kita ketinggalan ini,” terang Abdul.

Presiden Mahasiswa BEM KM UNNES yang baru saja terpilih itu menjelaskan jika kampusnya masih jauh tertinggal dengan kampus-kampus lain di sekitarnya.

“Rektor kan yang memiliki tongkat kebijakan, sekarang kalau mahasiswanya sudah siap tapi kebijakannya tidak mendukung kan ya nggak jalan. UNNES masih terlalu lambat menangkap hal-hal baru yang menjadi inovasi dalam pendidikan sekarang. Kita tertinggal,” tuturnya.

Rektor harus Pro Mahasiswa

Selain hal tersebut Abdul Kholiq juga menginginkan rektor yang dekat dengan mahasiswa dan peduli dengan kesejahteraan mahasiswa.

Mahasiswa Ilmu Politik tersebut mengatakan bahwa kebijakan kampus sekarang merugikan mahasiswa karena penerapan kuliah hybrid namun pembayaran UKT tetap penuh.

“Ya sekarang kan kita kuliah masih hybrid ya kan mas, tapi bayarnya tetap penuh. Mungkin untuk yang tatap muka tidak terlalu bermasalah. lha kalau yang daring dari jauh kan pasti rasanya berbeda, kebijakan begini kan gak pro mahasiswa,” terangnya.

Baca Juga:

Gelar Sekolah Inklusi Pendidikan Pancasila

Seharusnya, lanjut Abdul, ada potongan lebih kepada mahasiswa yang kuliah daring, khususnya mahasiswa semester 8 yang mengambil skripsi, harusnya mendapat potongan 50%. Serta, kebijakan-kebijakan pengembangan yang dapat bermanfaat langsung kepada mahasiswa.

“Kebijakan pengembangan sekarang ini kan nirmanfaat ya, terutama itu soal pembangunan-pembangunan. Di Rektorat misalnya, itukan ada saja pembangunan secara terus menerus dan pastinya anggarannya besar,” ungkap Abdul.

Abdul menyarankan kepada rektor baru UNNES kedepan lebih mengedepankan pengembangan yang memiliki manfaat langsung kepada mahasiswa.

“Saran saya ya kedepan jangan hanya membuat kampusnya megah saja lah. Tapi, kualitas pendidikan, sarana pendidikan, dan dukungan terhadap potensi mahasiswa yang lebih diutamakan,” terang Abdul.

Abdul juga mensyaratkan rektor baru UNNES nantinya yang melek dengan teknologi agar dapat membuat inovasi yang canggih untuk kampusnya.

“Zaman sekarang sudah serba digital, jadi seorang rektor harus setidaknya melek terhadap teknologi. Harus memiliki visi yang jauh kedepan agar dapat memberikan inovasi untuk kemajuan kampus,” katanya.

Terakhir, Abdul ingin rektor baru UNNES yang bisa dekat dengan mahasiswa, dapat menjadi pendengar yang baik untuk mahasiswa.

“Terakhir ya saya pengen rektor itu yang dekat dengan mahasiswa, bisa jadi pendengar yang baik sama mahasiswa. Untuk itu, 3 hal yang saya sampaikan tadi baiknya dapat masuk menjadi syarat tes penjaringan rektor baru UNNES kedepan,” tegas Abdul.

Penulis: Muhammad Nurseha

Editor: Muhammad Nurseha