Akan Datang Lagi ke Semarang, Ini Pesan Anas Urbaningrum

Lingkar.co – Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengatakan, dirinya tidak bisa berlama-lama dengan alasan akan kembali lagi ke Kota Semarang, Jawa Tengah.

“Tidak boleh lama-lama, kalau lama-lama nanti saya tidak ke Semarang lagi,” kata Anas saat berpidato dalam kegiatan Sahur Bersama Anas Urbaningrum di Universitas Islam Sulan Agung (Unissula), Rabu (12/4/2023).

Anas bisa hadir dalam kesempatan tersebut karena sehari lalu ia keluar dari lembaga pemasyarakat (Lapas) Sukamiskin.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Dia mengakui, berpidato, diskusi merupakan kegiatan yang menyenangkan. Namun, pada momen kali ini ia tidak bisa lama berhadapan dalam forum ilmiah.

“Insya Allah ada waktunya, saya akan ke Semarang lagi untuk berdiskusi yang sungguh-sungguh, kita bicara hal-hal yang lebih substantif, yang lebih detil, dengan pendekatan-pendekatan (metode) apapun,” ucapnya.

Ia menegaskan, kehadirannya di kalangan aktivis Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) dan Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI) untuk menjaga ikatan batin.

Png-20230831-120408-0000

“Ya untuk menghidupkan dan merawat terus ikatan batin sebagai sesama keluarga besar. Karena ikatan batin itu tidak bisa dibeli di super market, tidak bisa dibeli di mall,” ujarnya.

Sebab, menurutnya, ikatan batin itu hanya bisa dirawat dengan ditumbuhkan, dipupuk dengan silaturrahim-silaturrahim bukan yang bersifat fisik saja, tetapi silaturrahim yang bersifat ‘spiritual’.

Spiritual bukan dalam pengertian hubungan manusia vertikal dengan Tuhan, macrocosmos dengan microcosmos.

“Tapi sebagai suasana kebatinan relasi dalam sebuah komunitas. Ada spiritualisme di dalam hubungan itu. Itulah yang menghidupkan komunitas kita selama ini,” tandasnya.

Ia juga mewanti-wanti agar para kader HMI agar tidak berlaku mengurung diri, melainkan harus terbuka.

“Komunitas yang tidak menyendiri, tetapi komunitas yang berkait dengan indah dengan komunitas-komunitas yang lain,” tuturnya.

“Tidak boleh sama sekali HMI atau KAHMI menjadi komunitas yang menyendiri. Kalau menyendiri itu artinya bunuh diri,” ingatnya.

Ia tekankan, berlaku tertutup dalam berorganisasi akan menjauhkan HMI dari Indonesia. Hal itu, menurutnya, berlawanan dengan tujuan awal (Khittah) HMI didirikan untuk bangsa Indonesia.

“Kalau menyendiri itu berarti menghindari Indonesia, kalau menyendiri itu melawan kodratnya ketika didirikan. Kodrarnya HMI, khittah HMI ketika didirikan di tanah negeri ini ya untuk negeri ini,” urainya.

Menurutnya, perilaku menyendiri akan menjadikan HMI mati, dan matinya HMI juga menjadi salahsatu tanda matinya Indonesia.

“Kalau menyendiri berarti menjauhkan dari negerinya sendiri, dan kalau menjauhkan dari negeri sendiri bunuh diri dan membunuh negerinya juga. Itu yang tidak boleh dilakukan,” paparnya.

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *