YOGYAKARTA, Lingkar.co – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan, aktivitas Gunung Merapi meningkat dalam sepekan (13-19 Agustus 2021).
Hal itu terungkap dari laporan Kepala BPPTKG, Hanik Humaida terkait aktivitas Gunung Merapi, Sabtu (21/8/2021).
Dia mengatakan, dalam sepekan terjadi 20 kali awan panas dan guguran lava sebanyak 172 kali.
“Dalam minggu ini tercatat 20 kali awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 3.500 meter,” ujarnya.
Bahkan, kata dia, dampak erupsi Merapi terjadi pada 16 Agustus 2021. Hujan abu terjadi di beberapa wilayah. Antara lain, Kecamatan Dukun, Sawangan, Tegalrejo, Secang, Gowok, Mertoyudan, Selo, Mojotengah, Temanggung, Kedu, Pringsurat, Bulu, Tlogomulyo, Kranggan, dan Parakan.
Hanik juga mengatakan, intensitas guguran lava juga sangat tinggi dalam sepekan terakhir.
“Guguran lava teramati sebanyak 172 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter,” ujarnya.
Akibat aktivitas guguran lava dan awan panas, kata Hanik, mengakibatkan perubahan morfologi pada kubah lava sisi barat daya.
“Volume kubah lava barat daya sebesar 1.350.000 meter kubik. Sedangkan kubah lava sisi tengah relatif tetap,” ucapnya.
Hanik mengatakan, intensitas kegempaan Gunung Merapi dalam sepekan ini lebih rendah dibandingkan dengan seminggu yang lalu.
Sementara, deformasi Gunung Merapi yang terpantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 1,9 cm/hari.
“Tidak ada laporan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi,” kata Hanik.
Baca Juga:
Covid Rangers Komitmen Sukseskan “Gedor Lakon”
BERSTATUS SIAGA
Hanik mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas tetap dalam tingkat Siaga.
“Status aktivitas Gunung Merapi tetap dalam tingkat Siaga,” ucapnya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara–barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro, dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
“Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” kata Hanik.
KELUARKAN REKOMENDASI
BPPTKG mengeluarkan beberapa rekomendasi kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi, yakni:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten, agar melakukan upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan.
- Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
- Pelaku wisata untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Hanik mengatakan, jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau ulang.*
Penulis : M. Rain Daling
Editor : M. Rain Daling