Merapi Siaga III, Seperti Ini Imbauan untuk Warga

Gunung Merapi/@BPPTKG

Lingkar.co – Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, Agus Budi Santoso menyatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi berada di tingkat Siaga (Level III).
“Status Merapi, kami tetapkan ke siaga. Saat ini aktivitas vulkanik masih fluktuatif, guguran masih terjadi dan beberapa kejadian terdengar dari pos pengamatan Gunung Merapi Babadan. Hingga tanggal 12 Maret 2023 pukul 15.30 WIB, tercatat 54 kejadian awan panas di Gunung Merapi,” ujarnya saat siaran pers secara virtual, Minggu (12/3/2023).

BPPTKG menilai adanya potensi bahaya di sisi barat laut Gunung Merapi. Potensi bahaya tersebut disinyalir karena adanya deformasi atau perubahan bentuk gunung di sisi barat laut Merapi. Gunung Merapi Kembali Erupsi, Tiga Desa di Boyolali Terdampak Hujan Abu

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

“Ada potensi bahaya yang lain, di mana pada sektor barat laut ini terjadi pergerakan, terjadi inflasi,” tuturnya.

Sosok yang akrab disapa Agus itu menyebutkan, hasil pemantauan BPPTKG, sekarang ini telah terjadi inflasi di tubuh Gunung Merapi sektor barat laut. Inflasi ini merupakan salah satu bentuk deformasi gunung api.

Deformasi pada sektor barat laut telah teramati dua tahun belakangan di samping perubahan bentuk gunung pada sisi barat daya dan tengah kawah gunung yang merupakan titik kubah lava Merapi.

Png-20230831-120408-0000

“Data pemantauan ini merupakan sesuatu yang signifikan, yakni telah terjadi deformasi di arah yang lain selain dari arah kubah lava saat ini yang berada di barat daya dan di tengah kawah. Namun, terjadi deformasi yang terpusat di arah barat laut,” ucapnya.

Sebagai informasi, BPPTKG sejauh ini masih mempertahankan status Siaga atau Level III ini sejak November 2020 silam lantaran material erupsi belum sampai ke hunian warga.

(Gunung Merapi meluncurkan awanpanas ke arah Kali Bebeng, 11-12 Maret 2023/twitter @BPPTKG)

Potensi Bahaya
Berdasarkan informasi dari Posko PMI Jateng, hujan abu telah melanda sejumlah daerah di Kabupaten Magelang, Boyolali, Temanggung, Wonosobo, dan Banjarnegara.

Adapun potensi bahaya guguran lava dan awan panas (wedus gembel) pada sektor selatan–barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara, meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Sementara itu, dari hasil survei tim drone Badan Geologi Pasca Kejadian Awanpanas Guguran, di tanggal 11-12 Maret 2023, Gunung Merapi meluncurkan awan panas ke arah Kali Bebeng. Hingga per 13 Maret 2023, tercatat 60 kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi.

Berdasarkan cuitan twitter @BPPTKG, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran di sejumlah tempat.

  1. Kali Woro sejauh 3 km dari puncak;
  2. Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak;
  3. Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak;
  4. Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak.
    Sedangkan lontaran material vulkanik, jika terjadi erupsi, eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Merapi.

Terkait hal ini, pihak BPPTKG mengimbau masyarakat agar selalu waspada, terlebih di musim hujan.

“Seiring dengan musim hujan yang masih terjadi di DIY dan Jateng, maka BPPTKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak,” cuit @BPPTKG, Senin (13/3).

Imbauan Gubernur Jateng
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menerjunkan tim tanggap bencana ke lapangan guna pemetaan dan membantu evakuasi warga di daerah terdampak erupsi.
Selain itu, tim yang terdiri dari relawan, BPBD, dan SAR juga memenuhi kebutuhan logistik termasuk masker dan tempat pengungsian.

“Sampai dengan siang tadi mulai ada asap, terus kemudian batu-batu sudah mulai kelihatan. Saya sudah komunikasi sama beberapa kawan-kawan untuk mengecek,” katanya dikutip dari jatengprov.go.id, Sabtu (11/3).

Abu vulkanik mulai turun dan berdampak ke beberapa wilayah. Hal tersebut terlihat dari beberapa foto atau gambar yang diterima dari tim di lapangan.

“Di Kabupaten Klaten ada satu tim yang kita dorong untuk melakukan asesmen di lokasi. Nanti mereka cari sesuai dengan kondisi cuaca dan angin, yang terkait dengan cover abu di sana. Lalu, satu tim lagi yang ada di Boyolali. Jadi tiga titik ini sudah kita dorong ke sana. Mudah-mudahan hari ini sudah bisa tertolong masyarakat,” kata politsi PDIP itu.

Dia menginstruksikan kepada tim di lapangan untuk mengutamakan keselamatan warga. Apabila situasi meningkat, evakuasi warga harus segera dilakukan.
Kepala daerah di Magelang, Klaten, dan Boyolali diminta ikut turun memimpin penanganan di lokasi dan menyiapkan logistik.

“Mudah-mudahan, masyarakat termasuk kawan-kawan di kades, relawan, di BPBD, SAR, dan semua yang ada di sana segera bisa turun membantu. Tempat pengungsian sudah ada sebenarnya, tinggal itu disiapkan saja karena sebenarnya masyarakat di sana relatif terlatih. Saya minta untuk kepala daerah yang ada di Kabupaten Magelang, Klaten, dan Boyolali, untuk bisa membantu memimpin kondisi ini agar kemudian bisa mengarahkan warga yang ada di sana, termasuk logistik disiapkan semuanya,” tuturnya.

Terakhir, Ganjar mengimbau kepada masyarakat agar segera mengevakuasi diri apabila kondisi semakin parah. Ia meminta agar masyarakat mengikuti SOP yang sudah ada dan memakai masker.
(LINGKAR/AFG)

Penulis: Al-Afgani Hidayat

Editor: M. Rain Daling

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *