Lingkar.co – Anggaran penanganan bencana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati pada tahun 2024 yang bersumber dari APBD tidak banyak. Hanya dialokasikan sekira Rp 200 juta.
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetyo, Selasa (9/1/2024).
“Hanya sekira Rp 200 juta. Itu untuk kegiatan logistik pangan dan non-pangan, maupun kegiatan evakuasi dan pertolongan pertama pada bencana,” ujarnya.
Meskipun anggarannya terbatas, namun pihaknya tidak terlalu khawatir. Pasalnya, BPBD selalu dibantu pihak lain setiap terjadi bencana alam di Kabupaten Pati.
“Setiap kali ada bencana kita tidak berdiri sendiri. Kita juga banyak dibantu OPD-OPD teknis. Juga ada dari masyarakat dan CSR. Itu yang membantu kami,” kata Martinus.
Selain itu, pihaknya juga mendapatkan anggaran penanganan bencana yang bersumber dari Belanja Tak Terduga (BTT). Pada tahun 2023, total BPBD mendapatkan sekira Rp 300-400 juta.
BTT pada lalu, katanya, paling banyak digunakan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat terdampak bencana.
“Kita kemarin disupport BTT cukup banyak, seperti untuk pembangunan jembatan yang jebol di Desa Kropak. Terbaru, itu penanganan tanggul jebol di Sungai Widodaren Desa Sumberejo, Kecamatan Jaken,” ungkapnya.
Selain perbaikan infrastruktur, pihaknya juga mendapatkan BTT untuk penyaluran air bersih ke warga yang terdampak kekeringan.
“Total ada sekira 85 tangki air yang kita salurkan, yang bersumber dari BTT,” bebernya.
Namun untuk mendapatkan BTT, katanya, harus memenuhi beberapa persayaratan. Salah satunya daerah dalam status tanggap darurat atau setidaknya siaga darurat bencana.
“Pj Bupati Pati sudah menetapkan siaga darurat bencana ini sampai Maret 2024,” ujarnya.
Sebelumnya, BPBD mencatat hampir semua wilayah di Kabupaten Pati berpotensi dilanda bencana hidrometeorologi. Oleh karena itu, masyarakat diminta lebih waspada dan selalu menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah di sungai.
“Diperkirakan puncak musim hujan di bulan Januari-Februari. Mari jangan membuang sampah di sungai. Karena saat banjir besar itu luar biasa tumpukan sampahnya. Seharusnya air mengalir lancar malah tersumbat oleh sampah,” imbau Martinus. (*)
Penulis: Miftahus Salam
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps