Antisipasi Lonjakan Kasus, Jogo Tonggo Tetap Digencarkan

PEMBEKALAN: Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melakukan pembekalan kepada pendamping masyarakat dalam pelaksanaan Jogo Tonggo di Rumah Makan Ulam Sari Desa Getas Pejaten, Selasa (28/9)./Lingkar.co
PEMBEKALAN: Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melakukan pembekalan kepada pendamping masyarakat dalam pelaksanaan Jogo Tonggo di Rumah Makan Ulam Sari Desa Getas Pejaten, Selasa (28/9)./Lingkar.co

KUDUS, Lingkar.co – Sebagai langkah antisipasi mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19, Jogo Tonggo akan tetap digencarkan. Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) akan melibatkan masyarakat untuk tetap memantau perkembangan Covid-19 di wilayah setempat melalui program Jogo Tonggo.

“Karena kasus Covid-19 saat ini sudah melandai, maka kita tetap harus menggencarkan protokol kesehatan (prokes). Hal ini karena dikhawatirkan masyarakat kembali lengah mengenai penerapan prokes,” kata Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Madya Dinkes Provinsi Jateng Siti Fitriatun, Selasa (28/9).

Baca Juga :
DKK Gandeng PKK, Ajak Warga Biasakan Hidup Bersih dan Sehat

Ia melanjutkan, jika masyarakat kembali abai terkait prokes, maka lonjakan kasus Covid-19 bisa kembali terjadi. Oleh karena itu, pihaknya ingin tetap menggencarkan penegakan prokes melalui program Jogo Tonggo.

“Kami berharap, melalui Jogo Tonggo ini masyarakat bisa terus membiasakan penerapan prokes. Jadi masyarakat bisa tetap menerapkan prokes seperti memakai masker dan mencuci tangan tanpa perlu diingatkan,” tuturnya.

Di Kabupaten Kudus, jelas Fitri, ada tiga lokasi yang akan dipantau secara intens dengan program Jogo Tonggo ini. Diantaranya RW 3 Desa Nganguk Kecamatan Kota, RW 7 Desa Gondangmanis Kecamatan Bae dan RW 5 Desa Dersalam Kecamatan Bae. Dalam program Jogo Tonggo akan melibatkan sejumlah pihak terkait.

Dalam program ini nanti akan melibatkan kepala desa, ketua RW yang menjadi ketua satgas Jogo Tonggo, enumerator atau pengumpul data, edukator atau pihak yang mengedukasi masyarakat dan ada pendamping dari desa atau puskesmas.

“Selain itu kami juga melibatkan Dispermades, Diskominfo terkait aplikasi Jogo Tonggo dan Satpol PP terkait penegakan protokol kesehatan tentang Covid-19,” tandasnya. (isa)

Penulis : NISA HAFIZHOTUS SYARIFA / LINGKAR JATENG