Lingkar.co – Arsip Jaringan Dagang Batik Lasem awal abad ke-20 (1900–1942) resmi diajukan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai nominasi Memory of the World Asia-Pacific (MOWCAP) 2025. Arsip ini sebelumnya telah ditetapkan sebagai Memori Kolektif Bangsa pada 2024.
Budayawan Lasem, Abdul Aziz, menyebut langkah tersebut sebagai tonggak penting yang menunjukkan peran Batik Lasem dalam sejarah kebudayaan dan perdagangan Nusantara.
“Ini bukti bahwa Batik Lasem punya akar sejarah yang tua di Nusantara. Arsip ini menunjukkan bahwa Lasem tidak hanya dikenal lewat motif dan warnanya yang khas, tapi juga memiliki jejaring dagang yang luas sejak lebih dari seabad lalu,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).
Menurutnya, pengajuan arsip ini menjadi kebanggaan besar, bukan hanya bagi masyarakat Lasem, tetapi juga bagi Indonesia. Arsip berisi catatan perdagangan batik, jaringan distribusi, hingga peran pengusaha lokal yang terhubung dengan pasar global di awal abad ke-20.
“Bagi kami, ini adalah kekayaan khazanah budaya yang luar biasa. Arsip dagang Batik Lasem tidak sekadar dokumen, melainkan jejak sejarah bagaimana masyarakat Lasem berkontribusi pada identitas kebudayaan bangsa,” tegasnya.
Meski demikian, ia menekankan pengakuan internasional saja tidak cukup. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, katanya, juga harus memberi dukungan nyata bagi keberlangsungan Batik Lasem.
“Pemkab jangan sampai lupa pada Lasem. Perlu ada anggaran khusus untuk pendampingan, pengembangan, dan pemberdayaan. Arsip boleh diakui dunia, tetapi keberlangsungan Batik Lasem sebagai produk budaya harus tetap dijaga agar hidup di tengah masyarakat,” ungkapnya. (*)