Awal Ramadan Harga Telur dan Cabai di Pati Naik, Beras Mulai Turun

Sejumlah harga kebutuhan pokok di Pati naik. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co
Sejumlah harga kebutuhan pokok di Pati naik. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co

Lingkar.co – Sejumlah harga kebutuhan pokok di Kabupaten Pati naik pada awal Ramadan 2024. Namun, mayoritas harga masih bisa dikatakan stabil di pasaran.

Berdasarkan informasi dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati per tanggal 14 Maret 2024, harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan adalah telur dan cabai.

Harga telur ayam ras yang sebelumnya Rp 29 ribu per kilogram (kg) kini menjadi Rp 30 ribu/kg. Naik Rp 1.000 atau 3,33 persen dari harga semula.

Whats-App-Image-2024-09-19-at-14-21-32

Kemudian, harga cabai merah keriting dari Rp 45 ribu/kg, kini menjadi Rp 48 ribu/kg. Naik Rp 3 ribu atau 6,35 persen dari harga semula.

Sementara, cabai rawit merah dari harga Rp 45 ribu/kg menjadi Rp 50 ribu/kg. Naik Rp 5 ribu atau 10 persen dari harga semula.

“Kenaikan disebabkan karena stok barang berkurang dan harga jual dari pedagang pengumpul naik, sehingga pedagang di pasaran menaikkan harganya ke konsumen,” kata Kepala Disdagperin Pati Hadi Santoso, Jumat (15/3/2024).

Png-20230831-120408-0000

Sementara itu, untuk harga beras mulai mengalami penurunan. Untuk beras premium harganya Rp 15.500/kg, sementara beras medium Rp 14 ribu/kg.

“Untuk beras ada tren penurunan karena sudah mulai panen. Juga ada beras impor di bulog sudah masuk,” ujarnya.

Sementara itu, untuk harga kebutuhan pokok lainnya masih stabil. Di antaranya gula pasir Rp 17 ribu/kg, minyak goreng dengan merek Rp 20 ribu/botol, Minyak Kita Rp 15 ribu/liter, daging sapi Rp 120 ribu/kg, daging ayam broiler Rp 40 ribu/kg, dan daging ayam kampung Rp 75 ribu/kg.

Kemudian, tempe Rp 15 ribu/kg, bawang merah lokal Rp 27 ribu/kg, bawang putih kating Rp 40 ribu/kg, dan bawang putih chow Rp 35 ribu/kg.

Menurutnya, saat mendekati lebaran banyak kebutuhan pokok yang akan mengalami lonjakan, seperti gula, telur, terigu dan daging. Hal ini karena konsumsi di masyarakat mengalami kenaikan.

“Mendekati lebaran konsumsi biasanya naik karena banyak yang mudik. Juga masyarakat membuat masakan lebih banyak dari biasanya,” bebernya.

Untuk mengantisipasi lonjakan harga tersebut, pihaknya akan sering melakukan pemantauan di lapangan. Guna memastikan stok di pasaran masih tersedia.

“Kami terus melakukan pemantauan, sehingga distribusi bisa lancar. Memastikan tidak ada upaya dari pelaku usaha untuk menahan dan membatasi penjualan,” katanya. (*)

Penulis: Miftahus Salam

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps