Berita  

Berbelanja Melalui Teknologi, BRI Luncurkan Pasar Id Pasar Bulu Semarang

BRI meluncurkan pasar tradisional digital di Pasar Bulu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/10/2021). FOTO: Tito Isna Utama/Lingkar.co
BRI meluncurkan pasar tradisional digital di Pasar Bulu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/10/2021). FOTO: Tito Isna Utama/Lingkar.co

SEMARANG, Lingkar.co – Bank Rakyat Indonesia (BRI) meluncurkan pasar tradisional digital di Pasar Bulu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/10/2021).

Peluncuran tersebut, salah satu peran aktif BRI dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Pasar Id.

Baca Juga: Satlantas Polrestabes Semarang Vaksinasi Covid-19 Bagi Pemohon SIM

Pimpinan Wilayah BRI Semarang, Wahyu Sulistiono, mengatakan, hampir keseluruhan pasar tradisional pada seluruh wilayah Kanwil di Jateng, telah menerapkan pasar tradisional digital.

“Totalnya berkisar 367 pasar tradisional seluruh wilayah Kanwil,” ucapnya, kepada wartawan, Kamis (7/9/2021).

Pasar digital tersebut, bermula Bumiayu sampai Cepu, yang meliputi sekira 15 ribu pedagang.

Wahyu mengatakan, cara tersebut merupakan persiapan new normal agar bisa dimanfaatkan masyarakat berbelanja melalui teknologi.

“Jadi hampir keseluruhan menerapkan pasar IT. Nantinya dengan adanya new normal, masyarakat yang tidak ingin berkerumun bisa memanfaatkan belanja memenuhi sehari-hari melalui teknologi digital dari rumah,” jelasnya.

Wahyu menargetkan, seluruh pasar tradisional di Kota Semarang bisa menerapkan pasar digitalisasi.

Dalam rangka tersebut, pihaknya menerapkan dari pusat perbelanjaan modern hingga tradisional melalui pasar IT.

Kendati demikian, kata dia, ada 367 pasar telah menerapkan hal tersebut, namun persiapannya belum matang.

“Jumlah pasar itu, cuma tidak selengkap Pasar Bulu. Karena organisasi pasar sudah ada, mulai dari ojek online sampai kurir. Sedangkan yang lain belum terintegrasi dengan masalah kurirnya, ” ujarnya.

Bank pelat merah itu, juga melatih para pelaku usaha. Mulai dari pelatihan akses pasar, pemberdayaan, dan masalah permodalan.

Sehingga, kata Wahyu, pihaknya telah memiliki rumah BUMN yang memfasilitasi untuk para pelaku usaha.

“Jadi ada semua dalam pelatihan, kita punya 3 rumah BUMN. Ada di Pekalongan, Demak, dan Semarang,” kata Wahyu.

Rumah BUMN itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan UMKM, agar bisa beradaptasi pada era new normal.

Hadir dalam peluncuran pasar tradisional digitalisasi tersebut, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, dan Direktur Eksekutif Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Pribadi Santoso,

MEMUDAHKAN PEMBELI DAN PEDAGANG

Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengatakan, dengan adanya pasar tradisional digital, memudahkan pembeli dan pedagang dalam transaksi jual beli.

Apalagi kata dia, para ibu rumah tangga suka belanja secara langsung ke pasar tradisional. Sehingga, dengan digitalisasi dapat membantu mereka belanja dari rumah.

“Program digitalisasi ini selain memudahkan pembeli, tadi sudah disampaikan oleh BRI yang memudahkan retribusi bayar sewa, bayar listrik, air dan sebagainya,” ucap Ita, sapaan akrabnya.

“Jadi para pedagang bisa terintegrasi, dan pedagang tidak akan kehilangan pembeli. Kedua, pembeli juga enak dari rumah tapi bisa dapat semua,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Kepala Perwakilan BI Jateng, Pribadi Santoso, mengungkapkan, pasar tradisional digitalisasi bertujuan agar tetap berjalan kegiatan ekonomi masyarakat pada masa pandemi.

“Baik melalui sisi penjualan barang dagangan maupun pembayarannya,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia mencoba membeli dagangan di Pasar Bulu melalui digitalisasi.

“Tadi saya pakai Qris. Jadi pasarnya tetap hidup, pedagang bisa jualan, yang beli juga bisa memenuhi kebutuhan dari Pasar Id,” ucap Pribadi Santoso.

Pribadi berharap, penerapan pasar tradisional digitalisasi dapat jadi contoh untuk seluruh pasar di Jateng, maupun Kota Semarang.

Hal itu, menurutnya, agar mencegah permasalahan pada kalangan pedagang. Karena pembayaran digitalisasi sangat mudah dan praktis.

“Persiapkan mindset pedagang yang cukup lama. Jadi ketika bisa lebih awal memperkenalkan bagaimana belanja online di pasar dengan cara aman dan produknya juga sesuai yang diharapkan,” jelasnya.

“Bagaimana nanti digitalisasi bisa berjalan pada perekonomian. Terutama dalam melakukan kegiatan ekonomi,” sambungnya.***

Penulis : Tito Isna Utama

Editor : M. Rain Daling