Senada, salah satu orator aksi menyatakan jenuh dengan kondisi ya ia alami. Ia mengeluhkan perabotan rumah tangga dan peralatan sekolah yang kerap terendam banjir selama berhari-hari.
“Kasur kami basah, kami tidak bisa masak, kami tidak bisa mengantarkan anak kami ke sekolah, Indonesia emas,” teriaknya.
Ia mengajak seluruh warga untuk tidak mengendurkan tuntutan agar permukiman bebas dari banjir. Perempuan itu bahkan menuntut janji politik para peserta pemilu yang datang tiap kali pencalegan.
“Kalian yang tiap pemilihan datang membawa janji-janji, mana janji kalian. Kami menanti perjuangan kalian sebagai wakil rakyat,” katanya.
Sedianya, para peserta aksi akan melakukan konvoi dan berorasi di depan gerbang KIK, namun pihak kepolisian menahan mereka dan mendatangkan Pj Sekda Kendal, Agus Dwi Lestari.
Saat menerima tuntutan peserta aksi, Agus menyatakan tiga tuntutan masyarakat sudah diterima dan siap untuk segera ditindaklanjuti.
Kendati demikian ia menyatakan semua tuntutan tidak bisa langsung terpenuhi. Sebab, ada yang mesti dikoordinasikan dengan pemerintah provinsi, pusat maupun pihak swasta.
Untuk itu, ia meminta masyarakat desa Wonorejo dan Sarirejo untuk bisa bersabar menunggu informasi dan menahan diri agar tidak menggelar aksi kembali. (arh)








