Di lain sisi, Bambang juga mengingatkan lingkungan yang terbentuk dari perkembangan teknologi informasi. “Faktor yang mempengaruhi anak adalah lingkungan, Lingkungan baru yang bernama media sosial. Perlu cek gadget anak-anak, apakah anak-anak melakukan perundungan di media sosial? Karena tantang-tantangan juga berasal dari media sosial,” pesannya.
Oleh karena itu, lanjut dia, Dinas Pendidikan Kota Semarang juga melakukan evaluasi terhadap penanaman pendidikan karakter. Menurutnya, pendidikan karakter secara formal harus dimulai sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Pendidikan karakter paling efektif itu sejak usia dini. Kalau kita menerapkan di SMP ini sudah sangat terlambat,” tandasnya.
Bambang bilang, anak usia pra sekolah akan lebih mudah ditata dan diarahkan ke arah yang lebih baik. “Anak PAUD jika diajar sesuatu, akan menjadi mindset, menjadi habituasi. Ini akan kita evaluasi agar ke depan tidak ada lagi fenomena gangster,” pungkasnya.
Dialog Pendidikan dengan ratusan peserta, menghadirkan Kapolrestabes Semarang, Kombespol Irwan Anwar, SIK, MH, MHum, dan Pakar Kriminolog dari Unnes, Dr. Indah Sri Utari, SH MHum sebagai narasumber. Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Dr. Bambang Pramusinto, SH, SIP, MSI sebagai Keynote Speaker. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat