Lingkar.co – Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Kendal antusias menyambut Sekolah Rakyat. Sebagai bukti, pihaknya telah mengajukan lahan seluas delapan hektar untuk program prioritas nasional gagasan Presiden Prabowo Subianto. Nantinya, jika sudah dibangun akan mampu menampung 1.000 peserta didik.
“Diajukan 8 hektare tetapi sebetulnya kan keseluruhan (lahan) ada 15 hektare. Kemarin diajukan sertifikat-sertifikatnya dan sudah dilampirkan semuanya,” kata Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari usai mendampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo melakukan Ground Checking lokasi Sekolah Rakyat di Desa Bandengan, Kecamatan Kendal, Jawa Tengah, Kamis (5/6/2025).
Sementara itu, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengatakan proses pembangunan akan membutuhkan waktu kurang lebih setahun. Diperkirakan tahun depan sudah siap menerima peserta didik baru.
“Kalau clear akan dibangun Sekolah Rakyat. Pembangunannya Insya Allah mulai tahun ini, buka ajaran barunya di tahun depan. Kita harapkan Kendal punya satu, bisa menampung 1.000 siswa dari SD, SMP, SMA,” kata Agus Jabo.
Dijelaskan, proses pembangunan akan melibatkan lintas kementerian. Setelah berkas diajukan ke Kemensos, selanjutnya dilakukan penilaian teknis oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Jika lolos, maka pembangunan dapat segera dimulai.
Agus Jabo menegaskan, Sekolah Rakyat dikhususkan bagi anak-anak dari desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yaitu kelompok keluarga miskin dan miskin ekstrem. Sekolah ini berkonsep boarding school dan seluruh kebutuhan siswa, mulai dari makan, buku, asrama, hingga peralatan sekolah ditanggung negara.
Kurikulum yang diberikan di Sekolah Rakyat meliputi ilmu pengetahuan, pendidikan karakter, baik karakter keagamaan, kebangsaan maupun karakter sosial. Serta siswa Sekolah Rakyat juga dibekali keterampilan.
“Misalkan sudah (lulus) SMA, mereka belum mau melanjutkan kuliah karena ingin membantu keluarganya, mau bekerja kita sudah membekali dengan keterampilan-keterampilan yang kita ajarkan di sekolah rakyat,” jelas Agus Jabo.
Adapun fasilitas unggulan di Sekolah Rakyat yakni: ruang kelas, asrama, dapur, ruang makan, laboratorium, tempat ibadah, lapangan olahraga dan tempat praktek. Selain itu juga ada fasilitas keterampilan berupa pertanian, otomotif atau keterampilan lain sesuai potensi daerah masing-masing.
Agus Jabo menjelaskan, Sekolah Rakyat yang dibuka pada Juli 2025 bersifat sementara, memanfaatkan gedung eksisting yang direvitalisasi. Ini sebagai langkah awal percepatan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Untuk jangka panjang, pemerintah daerah tetap diminta mengusulkan lahan baru untuk sekolah permanen. “Pemkab harus (tetap) mengusulkan lahan yang akan dibangun untuk jadi sekolah permanen. Jadi tahun berikutnya anak-anak yang kemarin berada di sentra Kemensos akan pindah ke sekolah permanen yang ruang kelasnya lebih luas dan fasilitasnya lebih lengkap,” jelas Agus Jabo.
Untuk tahap awal, di Provinsi Jawa Tengah akan terselenggara Sekolah Rakyat dengan mayoritas gedung eksisting milik Kemensos, yaitu; Sentra Antasena Magelang, Pusdiklat Pamong Praja Tegalrejo Magelang, Sentra Satria Baturraden Banyumas, Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Sentra Margo Laras Pati, Sentra Terpadu Prof. Soeharso Surakarta. (*)