Berita  

Dipecat Usai Komentari Ridwan Kamil, Guru Ini Malah Dikasih Job Oleh Dedi Mulyadi

Foto: Dedi Mulyadi bertemu dengan Sabil/Tangkap layar YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL
Foto: Dedi Mulyadi bertemu dengan Sabil/Tangkap layar YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL

Lingkar.co – Seorang guru di Cirebon, Jawa Barat (Jabar) dipecat usai mengkritik Gubernur Jabar, Ridwan Kamil di media sosial. Alih-alih memarahi guru tersebut, Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi justru memberikan pekerjaan sebagai fotografer untuk dirinya.

Hal ini terjadi saat Dedi Mulyadi menemui kang Sabil, sapaan akrab guru tersebut.
Pada perjumpaan itu, ia ditanya terkait kegiatan sehari-hari setelah dipecat dari sekolahan swasta yang sudah bertahun-tahun menjadi ladang mata pencahariannya.

“Jadi gini, kamu mau gak jadi fotografer saya? Jujur, sekarang kami sedang kehilangan satu fotografer,” ujar pria yang sering dipanggil Kang Dedi itu dalam akun YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Jumat (17/3/2023).

Whats-App-Image-2024-09-19-at-14-21-32

Mantan Bupati Purwakarta itu terlihat akrab saat berbincang bersama Sabil. Keduanya saling lempar candaan sepanjang pertemuan itu.

“Deal, nih (jadi fotografer). Kalo deal, kita salaman,” katanya seraya bersalaman dengan Sabil.

Arti Kata “Maneh”

Png-20230831-120408-0000

Pada kesempatan itu, dia mengklarifikasi maksud dari komentar Sabil yang dianggap kurang sopan terhadap Gubernur, yaitu kata “Maneh” (dalam bahasa sunda “Anda”). Ia memaparkan berbagai perbedaan sapaan adat Sunda dari satu daerah ke daerah lain.

“Sebenarnya, stratifikasi dari Sunda itu, seamparan sejajaran. Artinya, tidak ada tingkatan manusia, semuanya sama. Karena, orang Sunda itu hidup dalam kesetaraan, semua sama,” ucapnya.

Dalam pandangan Dedi Mulyadi, yang menjadi masalah dalam bahasa itu konteks. Konteks candaan akan terasa akrab meski menggunakan kata yang dianggap sebagian sebagai tabu.

“Bahasa itu bukan kata maneh, bukan sia, bukan kalimat apapun. Tapi, tergantung hati kita. Jadi, kalau bahasa halus, tapi hati benci, tetap saja “nyelekit” (sakit). Tapi, kalau bahasnya dianggap kasar, tapi hati kita akrab, itu malah jadi akrab dan candaan, konteksnya jadi canda,” tuturnya.

Dedi Mulyadi juga mengkritik Sabil. Menurutnya, sebagai seorang insan pengajar harus peka saat melontarkan kritikan, jangan sampai menimbulkan ketersinggungan di berbagai pihak.

“Dan saya mengkritik dia. Dia lupa bahwa dia seorang guru yang ketika masuk ke media sosial, bahasa kita akan menimbulkan multitafsir. Karena, kulturnya, bukan hanya Pantura saja. Kita juga harus menghormati kultur itu. Jadi, mengkritik boleh, tapi pilih diksi bahasa yang kira-kira tidak menimbulkan kontroversi dan ketersinggungan. Ini saran saya,” katanya.

Politisi Partai Golkar itu berharap semua orang bisa menghadapi segala sesuatu secara rileks dan tak perlu tegang.

Sabil Diberhentikan

Sebagai informasi, Sabil merupakan guru tidak tetap yang mengajar di SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon, Jawa Barat. Ia diberhentikan oleh pihak yayasan yang menaunginya lantaran dinilai melakukan pelanggaran setelah berkomentar di unggahan media sosial instagram Gubernur Ridwan Kamil.

“Saya memang sudah dipecat, tapi di sini (surat) bertuliskan pengakhiran hubungan kerja. Ini dikarenakan komentar saya di IG Gubernur Ridwan Kamil,” ujar Sabil.

Sabil mengatakan, ia berkomentar di unggahan IG Gubernur Jabar saat berinteraksi dengan anak-anak SMP yang berada di Tasikmalaya.

Komentar tersebut ditulis menggunakan bahasa Sunda.
“Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???” (Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur Jabar, atau kader partai, atau pribadi).

Ia mengaku sebutan maneh dalam komentarnya merupakan sebuah panggilan akrab. Karena ia menilai orang yang dikomentari itu sosok yang friendly. Bahkan, dirinya sempat berfoto bersama Ridwan Kamil.

“Beberapa kali juga pernah ketemu dengan beliau. Saya memandang beliau sosok yang akrab, lebih ke friendly,” ujarnya.

Ia tak menyangka komentar kritikan tersebut akan viral hingga ditandai sebagai komentar yang ditandai. Sebab, ia sudah sering berkomentar, tapi baru kali ini menjadi viral hingga menyebabkan ia berhenti dari pekerjaannya.

Sementara itu, pihak sekolah tempat Sabil mengajar sebetulnya telah memberikan kesempatan kedua untuk ia kembali mengabdi. Namun, Sabil memilih untuk berhenti dan mengundurkan diri sebagai guru SMK di Cirebon.

Penulis: Al-Afgani Hidayat

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *