Lingkar.co – Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Semarang Zaenuddin berharap semua kader dan pengurus partai Ka’bah bersikap realistis jika ingin kembali memiliki wakil di Senayan.
Menjelang kontestasi politik tertinggi di PPP, ia sudah memperhatikan sejumlah tokoh potensial untuk memimpin partai politik bernafas Islam yang lahir di masa orde baru ini.
“Jadi untuk persiapan menjelang muktamar sudah mulai muncul tokoh-tokoh nasional, baik yang internal maupun eksternal,” kata Zaenuddin saat dikonfirmasi oleh lingkar.co pada Senin (2/6/2025).
Ia menyebut ada beberapa kader potensial yang memiliki kapasitas kepemimpinan yang baik dan memahami partai dengan baik. “Kalau dari internal tentunya kader-kader kita yang mumpuni yang tahu persis terhadap PPP cukup banyak seperti Gus Sekjen Arwani Thomafi terus Gus Rommy, pak Sandiaga Uno dan Plt sekarang,” ucapnya.
Menurut dia, semua nama yang dirumorkan oleh banyak media massa, baik tokoh internal maupun eksternal merupakan orang baik, dan paham dengan politik. “Semuanya bagus, semuanya baik,” katanya.
Namun demikian, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Semarang ini menilai memimpin PPP tidak cukup hanya bermodalkan figur yang baik. Lebih dari itu harus didukung dengan kemampuan finansial.
“Cuman menurut saya, untuk kembali ke Senayan PPP ini, kita tidak hanya membutuhkan sosok yang cukup baik, tapi yang benar-benar baik dan mumpuni dalam berbagai hal, terutama di finansial ya pembiayaan karena partai ini butuh biaya yang sangat besar,” tandasnya.
Dirinya menyadari bahwa untuk melakukan serentetan konsolidasi partai sampai pada masa pemilu 2029 mendatang, PPP butuh finansial yang tidak sedikit. “Untuk kembali ke Senayan ini perjuangan yang luar biasa,” katanya.
Untuk itu, dirinya berharap agar elit politik di Dewan Pimpinan Pusat bisa bersikap realistis terhadap kondisi tersebut. “PPP harus realistis, kami harap elit-elit yang ada di DPP juga bisa realistis tanggung jawabnya seperti apa, karena sangat besar sekali untuk kembali ke parlemen,” tuturnya.
Memperhatikan situasi politik belakangan ini, menurut Zaenuddin, target pemilu legislatif pada 2029 cukup kembali ke Senayan. PPP harus punya wakil rakyat di tingkat pemerintah pusat. “Itu saja dulu targetnya,” sebutnya.
Bahkan, kata dia, target kembali mendudukkan kader di DPR RI butuh kekuatan finansial yang tidak sedikit. “(Target DPR RI) Itu pun perlu biaya yang luar biasa,” ucapnya.
Sejalan dengan hal itu, pihaknya menyambut baik berkembangnya wacana tentang perubahan aturan AD/ART dan peraturan organisasi yang membuka ruang bagi elit eksternal bisa masuk memimpin PPP.
“Kita menyambut baik, kalau memang yang dari luar mampu, kita yang dari dalam atau elit-elit DPP ya harus bisa menerima demi partai, bukan demi apa-apa,” tegasnya.
Sebab, kata dia, menata kader dari tingkat pusat hingga ranting dalam rangka konsolidasi memerlukan biaya yang cukup tinggi. Untuk itu, semua kandidat harus siap dengan konsekuensi tersebut. “Tokoh-tokoh baik internal maupun eksternal kalau memimpin PPP juga harus siap dengan segala konsekwensinya, termasuk pembiayaan yang cukup tinggi ini,” ucapnya.
“Di forum muktamar saya harap nanti bisa menentukan sosok yang seperti itu. Kurang lebihnya seperti itu bagi kami yang di bawah, simpel-simpel saja,” imbuhnya.
Dirinya juga berharap Muktamar PPP segera digelar dalam waktu dekat. Sebab, semakin cepat kepengurusan baru terbentuk maka akan semakin cepat waktu untuk melakukan konsolidasi politik sampai ke akar rumput.
“Dalam waktu yang tidak lama segera bisa melaksanakan muktamar agar waktu yang tidak lama ini bisa digunakan untuk konsolidasi secara menyeluruh sampai ke tingkat bawah,” harapnya.
Meski begitu, ia juga mengingatkan bahwa PPP memiliki jatidiri sebagai partai religius, partai politik Islam warisan ulama Indonesia yang juga bertumpu pada ulama. “Untuk PPP bisa kembali ke jatidirinya ini tentunya kita boleh meninggalkan induknya, yaitu karena kita partai Islam ya itu dari para ulama. Jadi itu yang menjadi harapan kami,” ungkapnya.
Ia juga tidak memungkiri bahwa dua putra KH Maimoen Zubair Sarang juga layak dipertimbangkan untuk memimpin PPP. Namun demikian, ia juga mengingatkan konsekuensi pada tingginya biaya politik untuk menyelamatkan partai Ka’bah.
“Gus Yasin, Gus Ubab dari keluarga sarang ini juga perlu dipertimbangkan, tapi yang jelas harus ada yang mampu secara finansial agar partai ini bisa kembali lolos ke Senayan,” tutupnya. (*)