DPC PPP Kota Palu Sebut Pertama Kali Suarakan Perubahan AD/ART, Ingatkan Lambang Ka’bah Diubah Jadi Bintang

Ketua DPC PPP Kota Palu Shauqi Husen Maskati alias Oky Maskati. Foto: dokumentasi/istimewa
Ketua DPC PPP Kota Palu Shauqi Husen Maskati alias Oky Maskati. Foto: dokumentasi/istimewa

Lingkar.co – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Palu, Shauqi Husen Maskati alias Oky Maskati, menyatakan bahwa pihaknya yang memulai sehingga ramai pemberitaan media tentang tokoh eksternal dan wacana perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Bahkan, dia juga mengingatkan sejarah pergantian lambang partai.

“Merubah AD ART ini sah-sah saja, ini bukan kitab suci. PPP pernah mengubah lambangnya dari Ka’bah menjadi bintang kemudian kembali ke Ka’bah. Itu hal biasa. Kalau perlu kita modifikasi lambang ka’bah ini agar lebih keindonesiaan nampaknya,” kata Oky melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, Senin (9/6/2025).

“Kita ubah, tidak ada masalah. Jauh sebelum hari ini orang membicarakan caketum dari luar partai, kami DPC Kota Palu sudah bersuara, kami menyodorkan beberapa nama untuk bisa membersamai PPP,” bebernya.

Namun, menurut dia, perlu identifikasi lebih jauh terkait nama eksternal partai yang dikabarkan bakal maju dalam Muktamar 2025. Sebab, dirinya mengingatkan agar jangan sampai perkembangan wacana tersebut justru menjadi bumerang. “Jangan sampai setelah munculnya nama-nama ini ternyata mereka menyatakan tidak pernah dikonfirmasi dan tidak ingin bergabung dengan PPP. Kan sayang juga kan,” ujarnya.

Meski begitu, dirinya tetap menghargai upaya elit DPP yang melakukan lobi politik terhadap tokoh nasional untuk masuk di partai warisan ulama Indonesia. “Siapa pun yang kemudian melakukan lobi-lobi terhadap tokoh-tokoh di luar PPP yang ingin menarik mereka yang ingin membersamai kita, membersamai kader-kader di sini untuk kemajuan PPP ke depan, o tidak ada masalah buat kami, itu hal yang sangat baik, positif dan dibenarkan,” tegasnya.

Selain itu, ia meminta elit DPP PPP harus memastikan ketokohan dan kekuatan finansial calon yang bakal diusung untuk mendukung perjuangan partai. Sebab, menurut Oki, PPP butuh tokoh nasiona, seorang negarawan yang memiliki magnet dalam mendulang suar, dan memiliki modal kapital untuk menjadikan PPP kembali sejajar dengan partai besar lain “Mau eksternal, mau internal, tafaddal, silahkan,” tandasnya.

Dirinya juga menyinggung Plt Ketum DPP PPP, Muhammad Mardiono yang terkesan cuci tangan atas kegagalan PPP dalam pemilihan legislatif dan pemilihan presiden pada Februari lalu. “Ketua umumnya, jangan buru-buru sudah mengatakan ini bukan tanggung jawab saya, bukan saya yang gagal. Nah, ini sangat melekat kami yang ada di daerah,” tukasnya.

Sejurus dengan hal itu, ia menilai sosok seperti Mardiono tidak layak kembali memimpin ppp. Bahkan dirinya tidak segan menyebut perilaku tersebut menunjukkan minimnya pengetahuan organisasi dan politik. “Nah, orang-orang seperti ini tidak bisa lagi memimpin PPP, gak ngerti organisasi berarti dia, dan ini bukan tokoh, orang-orang seperti ini ndak layak dipilih kembali,” tandasnya. (*)