Gandeng GP Ansor Jateng, Kementerian P2Mi Gelar Literasi Keuangan Remitansi Bagi Pekerja Migran Indonesia

Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah DR H M Shidqon Prabowo SH MH saat pembukaan kegiatan literasi keuangan Remitansi untuk keluarga dan pemerhati Pekerja Migran Indonesia di Solo.
Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah DR H M Shidqon Prabowo SH MH saat pembukaan kegiatan literasi keuangan Remitansi untuk keluarga dan pemerhati Pekerja Migran Indonesia di Solo. Foto: dokumentasi/istimewa

Lingkar.co – Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah bekerjasama dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) Republik Indonesia menggelar literasi keuangan Remitansi untuk keluarga dan pemerhati Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Kegiatan yang digelar bagi keluarga dan pemerhati PMI sekitar Solo Raya ini dilaksanakan di Kota Solo pada Minggu (7/9/2025).

Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah DR H M Shidqon Prabowo SH MH menilai, isu pekerja migran bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga menyangkut martabat, kesejahteraan keluarga, serta masa depan bangsa.

“Remitansi yang dikirimkan para pekerja migran adalah hasil kerja keras dan pengorbanan. Namun, agar bernilai lebih, perlu ada pemahaman dan pendampingan tentang bagaimana remitansi itu bisa dikelola secara produktif, berkelanjutan, serta memberikan manfaat nyata bagi keluarga maupun pembangunan di daerah asal,” kata Gus Shidqon saat memberikan sambutan.

Dosen Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang ini menegaskan, GP Ansor siap bersinergi, mendukung, sekaligus ikut mengawal upaya-upaya pemberdayaan ini.

“Semoga kegiatan hari ini betul-betul bermanfaat bagi keluarga PMI yang ada di Jawa Tengah,” katanya.

Direktur Literasi Keuangan dan Pemanfaatan Remitansi KemenP2MI, Indra Herdiansyah mengatakan, data yang dimiliki KemP2MI menunjukkan bahwa remitansi atau kiriman uang dari PMI memiliki nilai yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia, khususnya di daerah-daerah asal PMI seperti banyak wilayah di Jawa Tengah.

“Dari jumlah Pekerja Migran sebanyak 5,3 juta orang yang bekerja di Luar Negeri, 1,2 juta orang berasal dari Jawa Tengah. Dari jumlah PMI tersebut, secara nasional telah dihasilkan remitansi sejumlah Rp 253,9 T. Khusus untuk wilayah Jawa tengah proyeksi angka remitansi pada periode 2024 adalah sebesar Rp 56,6 T,” ungkapnya.

Dikatakan olehnya, jumlah itu cukup luar biasa yang langsung mengalir ke para keluarga di tanah air, menggerakan ekonomi setempat dan menjadi penopang perekonomian nasional.

Namun, seringkali dana yang begitu besar ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk membangun kemandirian ekonomi keluarga yang berkelanjutan.

“Data kami menunjukkan sebuah tantangan besar , 70% lebih dari remitansi itu digunakan untuk konsumsi sehari-hari dan bayar utang. Hanya kurang dari 5% yang dialokasikan untuk investasi dan modal usaha. Ini ibaratnya kita dapat ikan segar setiap bulan, kita masak dan habiskan. Besoknya dapat lagi, habiskan lagi. Kapan kita beli kailnya? Kapan kita belajar budidaya ikannya? Agar kita bisa mandiri dan tidak harus menunggu kiriman ikan terus,” jelasnya.

Menurut dia, di sinilah peran strategis kader GP Ansor dan pentingnya literasi keuangan. KP2MI tidak bisa bekerja sendirian. GP Ansor adalah motor penggerak di masyarakat, sebab memiliki jaringan hingga ke tingkat paling bawah.

“Ini mampu memperkuat jejaring antara pemerintah (dalam hal ini KP2MI) dengan elemen masyarakat sipil (GP Ansor) untuk bersama-sama membangun perlindungan yang nyata bagi PMI dan keluarganya, tidak hanya saat bekerja tetapi juga pasca-pulang ke tanah air,” tegas Indra.

Sebagai informasi, GP Ansor Jawa Tengah pada periode lalu dan saat ini memiliki program kerja sama untuk magang dan bekerja di Jepang. Program ini terbilang sukses karena ada kepengurusan GP Ansor di negara tersebut. Adapun, literasi yang diselenggarakan KP2MI dengan PW GP Ansor Jawa Tengah ini tak hanya di Solo, berikutnya aka digelar di beberapa daerah lain di Jateng.(*)