Ganjar Bentuk Satgas Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Jateng

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, usai memimpin rapat penanganan kemiskinan ekstrem di Ruang Rapat Pemprov Jateng, Jumat (8/10/2021). FOTO: Rezanda Akbar D/Lingkar.co
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, usai memimpin rapat penanganan kemiskinan ekstrem di Ruang Rapat Pemprov Jateng, Jumat (8/10/2021). FOTO: Rezanda Akbar D/Lingkar.co

SEMARANG,Lingkar.co – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, membentuk satgas yang khusus menangani kemiskinan ekstrem pada lima kabupaten.

Kelima kabupaten tersebut, yakni Kabupaten Brebes, Pemalang, Banyumas, Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara.

Baca Juga: DPC PDIP Pati Bantu Pemkab Lakukan Vaksinasi untuk Pelajar

Hal itu, ia katakan usai memimpin rapat penanganan kemiskinan di Ruang Rapat Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, Jumat (8/10/2021).

Menurut Ganjar, dengan pembentukan satgas akan mempercepat penanganan kemiskinan ekstrem.

Terlebih kata Ganjar, waktu yang diberikan oleh Wapres Ma’ruf Amin, hanya hingga akhir Desember 2021.

“Karena waktunya pendek, rasa-rasanya kita perlu tim satgas untuk bisa melakukan. Saya khawatir beberapa kabupaten/kota yang diambil sempel dari lima ini mereka juga tidak siap maka kita akan bantu,” jelasnya.

Dari data yang ia pegang, saat ini kemiskinan ekstrim di Jawa Tengah totalnya sekitar 1.527.600, namun ia baru berfokus pada penanganan 27 ribuan dulu.

“Kita lihat total penduduk miskin ekstrem itu 1.527.600. Sekarang 27 ribu lebih sekian itu, kita ambil yang ada sampelnya,” katanya.

Pararel dengan itu, ia berharap kabupaten/kota mau mengikuti dengan model intervensi tersebut.

Kendati demikian, kata Ganjar, kelima kabupaten itu menjadi percontohan penanganan kemiskinan ekstrem, hingga Desember 2021.

VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA

Menurutnya, jumlah 27 ribu tersebut tidak banyak, namun tetap ada verifikasi dan validasi agar penanganan kemiskinan tepat sasaran.

“Jadi ada contoh dari DTKS yang masih perlu kita pastikan akurasinya. Jadi ada salah satu indikator pelayanan desa yang ada di Kabupaten Banyumas,” ucapnya.

“Ini kalau kita lihat air minumnya ledeng, sumur terlindung, listrik PLN, vasilitas bab ada, buang tinja ada tangkinya, RTLH-nya tidak prioritas lho ini kok bisa masuk,” lanjutnya.

Ganjar mengatakan, ada beberapa cara penanganan kemiskinan ekstrem, seperti melakukan penekanan pada pengeluaran masyarakat dan lainnya.

“Kalau sisi pengeluaran ya harus kita tekan, kalau dari sisi pendapatan ya (ajak) bekerja, terus dari (bantuan) rumah ada listrik, tempat bab, jamban dan air bersi. Kalau ini belum ada maka intervensi cepat harus kita lakukan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, pada 2021, total jumlah penduduk miskin ekstrem di Jateng, mencapai 581.968 jiwa, yang tersebar pada 5 kabupaten.

Kelima kabupaten tersebut, yakni Kabupaten Brebes dengan tingkat kemiskinan ekstrem 10,34 persen dan jumlah penduduk miskin ekstrem 197.520 jiwa.

Kemduain, Kabupaten Pemalang dengan tingkat kemiskinan ekstrem 9,52 persen dengan jumlah penduduk miskin ekstrem 124.270 jiwa.

Kabupaten Banyumas dengan tingkat kemiskinan ekstrem 6,83 persen dengan jumlah penduduk miskin ekstrem 116.330 jiwa.

Kabupaten Kebumen dengan tingkat kemiskinan ekstrem 7,68 persen jumlah penduduk miskin ekstrem 92.190 jiwa.

Terakhiur, Kabupaten Banjarnegara dengan tingkat kemiskinan ekstrem 7,23 persen jumlah penduduk miskin ekstrem 67.010 jiwa.***

Penulis: Rezanda Akbar D

Editor : M. Rain Daling