Gerakan Orang Tua Asuh Masuk Program “Satu OPD Satu Desa Binaan” di Jateng

Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen, memimpin rapat koordinasi replikasi program desa dampingan, di Gedung A lantai 2 Pemprov Jateng, Jumat (3/9/2021). FOTO: Humas/Lingkar.co
Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen, memimpin rapat koordinasi replikasi program desa dampingan, di Gedung A lantai 2 Pemprov Jateng, Jumat (3/9/2021). FOTO: Humas/Lingkar.co

SEMARANG, Lingkar.co – Sebanyak 7.000 anak yatim karena orang tuanya meninggal akibat Covid-19 di Jateng, mendapat perhatian dan penanganan khusus.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, usai membuka rakor replikasi program desa dampingan, di Gedung A lantai 2 Pemprov Jateng, Jumat (3/9/2021).

“Angka anak yatim piatu saat ini meningkat akibat banyaknya masyarakat yang terpapar Covid-19 sampai meninggal,” ucapnya.

Untuk itu, Wagub Taj Yasin, berencana memasukkan gerakan jadi orang tua asuh ke dalam program Satu OPD Satu Desa Binaan.

“Ini tugas kita dan perlu masuk dalam program ‘Satu OPD Satu Desa Binaaan’. Sehingga pemerintah dapat menjadi contoh bagi masyarakat Jateng,” ucapnya.

Dengan program tersebut, kata Wagub Taj Yasin, membantu anak yatim piatu yang terdampak Covid-19, serta menekan angka kemiskinan daerah ini.

Menurut Taj Yasin, seluruh OPD memegang peran penting untuk menjadi orang tua asuh dari anak yatim karena orang tuanya meninggal akibat Covid-19.

Hal itu juga bertujuan memberikan contoh kepada masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota se-Jateng.

“Tidak hanya angka kemiskinan, angka anak yatim piatu juga naik. Itu perlu formula atau ide-ide cemerlang untuk menanggulangi ini,” jelasnya.

“Saat ini pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat mendorong kita untuk mengadopsi anak yatim, menjadi anak angkat, atau ayah asuh bagi mereka yang mengalami dampak Covid-19,” sambungnya.

Baca Juga:
Pandemi Tak Dijadikan Alasan Bagi Siswa SD Birul Walidain Torehkan Prestasi

MEKANISME PROGRAM

Wagub Taj Yasin, juga menjelaskan mekanisme dari pelaksanaan program tersebut.

Mekanisme dari program itu, yakni 48 OPD diminta untuk segera turun ke daerah, guna mensosialisasi program yang telah direncanakan.

Tak kalah pentingnya, kata Wagub Taj Yasin, mendata jumlah anak yatim yang ada di desa dan kelurahan, termasuk mencatat warga desa yang mampu menjadi orang tua asuh.

“Apabila belum mendapat akses bantuan.baik dari pemerintah pusat, provinsi, ataupun kabupaten, mumpung pembahasan anggaran perubahan kita masih bisa mengejar,” ucapnya.

“Termasuk bagaimana nasib sekolahnya, maka Dinas Pendidikan untuk berfikir inj bagaimana anak-anak ini mengikuti pendidikan dengan baik,” lanjutnya.

MEMASTIKAN KONDISI RIIL MASYARAKAT

Wagub Taj Yasin menekankan, OPD dapat menggambarkan kondisi riil masyarakat miskin saat ini, terutama apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Sehingga nantinya dapat dikoordinasikan dengan pemerintah kabupaten/kota maupun pusat, untuk penyaluran bantuan agar tepat sasaran.

Karenanya, kata dia, OPD harus memastikan para perangkat desa atau petugas pendataan sudah bergerak melakukan pendataan.

“Kasus Covid-19 di Jateng saat ini sudah mulai melandai, ini saatnya kita turun ke daerah tidak hanya untuk mengentaskan kemiskinan tetapi juga mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana melaksanakan tatanan kehidupan baru atau new normal,” pintanya.

Wagub Taj Yasin, berharap dapat menghasilkan frame bagaimana penanggulangan kemiskinan di Jateng, yang disinkronkan dengan penanggulangan Covid-19.

“Mulai dari pembaruan pendataan dan sinkronisasi data antara pemerintah kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat,” pungkasnya. *

Penulis : Rezanda Akbar D

Editor : M. Rain Daling