Hadapi Era Digital, Arwani Thomafi minta Santri untuk Produktif sebagai Kreator

Sekjen DPP PPP Arwani Thomafi saat menjadi narasumber di Talkshow "Santri Sanggup Menghadapi Tantangan di Era Digital" di Gedung Nusantara I DPR RI, Kamis (10/11/2022). PP GMPI for Lingkar.co
Sekjen DPP PPP Arwani Thomafi saat menjadi narasumber di Talkshow "Santri Sanggup Menghadapi Tantangan di Era Digital" di Gedung Nusantara I DPR RI, Kamis (10/11/2022). PP GMPI for Lingkar.co

JAKARTA, Lingkar.co – Sekjen DPP PPP Arwani Thomafi meminta kalangan santri untuk menjadi kreator dalam menghadapi era digital. Hal itu ia sampaikan dalam Talkshow Harlah GMPI ke-29 bertajuk “Santri Sanggup Mengatasi Tantangan di Era Digital” pada Kamis, (10/11/2022) di Gedung Nusantara I DPR RI Jakarta.

Anggota Komisi I DPR RI tersebut menjelaskan pada era digital seperti sekarang, kalangan santri harus mengisi dengan konten positif. Untuk itu, kalangan santri harus produktif mengisi ruang-ruang digital agar lebih banyak konten-konten positif.

“Santri jangan hanya jadi konsumen saja. Hari ini, santri masih banyak yang hanya jadi penonton di platform-platform digital. Untuk itu, santri harus jadi kreator di platform digital untuk dapat menggerus konten negatif,” jelas Gus Aang sapaan akrabnya.

Meskipun demikian, lanjutnya, saya mengapresiasi produktifitas kalangan santri hari ini. Mengingat, sudah mulai banyaknya konten-konten oleh kalangan pesantren di platform digital.

Dalam talkshow yang bertepatan dengan hari pahlawan tersebut, Gus Aang juga mendorong santri untuk mengenang jasa pahlawan. Dengan menjaga perjuangan di platform-platform digital agar dapat lebih positif.

“Santri pada masa perjuangang dahulu dengan semangat juang dan soliditasnya dapat mengalahkan sekutu. Hingga terbunuhnya jenderal Malabi. Itu bermula dari resolusi jihad pada bulan Oktober sebelumnya,” kata Arwani Thomafi.

Sementara itu, pegiat media sosial Abdul Malik mengatakan, di era digital banyak peluang untuk santri bisa tampil di media sosial. Hal ini supaya media sosial dapat berisi dengan konten-konten keagamaan, bukan dengan konten-konten negatif.

“Smartphone jangan hanya kita gunakan untuk nonton dan telepon. Kita gunakan untuk mendorong produktifitas di medsos. Masih banyak peluang kita mendorong dunia maya dengan aktifitas keagamaan. Jangan cuman Sambo, atau kebaya merah,” katanya.

Penulis: Kharen Puja Risma

Editor: Muhammad Nurseha