SRAGEN, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Para pengusaha tahu di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menjerit akibat harga kedelai terus naik dan tidak stabil.
Kondisi ini mengakibatkan kerugian bagi para pengusaha tahu. Bahkan momentum lebaran pekan lalu sama sekali tidak meningkatkan penjualan tahu.
Salah satu kampung yang menjadi sentra industri tahu yakni Kampung Teguhan, Kelurahan Sragen wetan, Kecamatan Sragen.
Baca juga:
Kemenag Tegaskan Indonesia Tetap Dukung Perjuangan Rakyat Palestina
Terdapat puluhan pengusaha pangan yang berbahan baku dari kedelai tersebut. Namun mereka saat ini sedang lesu lantaran harga di pasaran tidak stabil dan cenderung naik.
Atas dasar kenaikan harga kedelai tersebut, sehingga membuat para pengusaha tahu merasa curiga adanya permainan pasar.
Menurut Suwolo, Salah satu pengusaha tahu asal kampung Teguhan RT 8, menyampaikan pengusaha tahu susah lantaran harga kedelai yang tidak stabil.
“Dari harga Rp 9.000 – 10.000 per kilogram dalam 4 bulan terakhir. Untuk harga yang saya pakai hari ini, saya Rp 9.850,” ujarnya.
Baca juga:
Siap-siap, Kartu Nikah Digital Diluncurkan Akhir Mei
Berharap Pemerintah Berikan Solusi Bagi Para Pengusaha dan Pedagang Tahu
Suwolo berharap pemerintah bisa mencarikan solusi dan menyetabilkan harga kedelai yang ada di pasaran.
Ia mengungkapkan, kondisi ini berdampak pada usaha tahu. Padahal ada sekitar 70 pedagang di kampung tersebut yang mengandalkan usaha membuat dan menjual tahu untuk mencari nafkah.
”Saya dan pengusaha tahu yang lain berpikir, harga kedelai yang terus naik ini pastinya karena permainan pedagang besar,” keluh Suwolo.
Baca juga:
Wimar Witoelar, Mantan Juru Bicara Gus Dur Meninggal Dunia
Karena harga kedelai naik, ia menjumpai banyak konsumen yang mengeluh karena otomatis harga tahu juga naik, yang berdampak pada ukuran tahu yang menyusut.
”Lebaran kemarin sepi, tidak sesuai yang diharapkan,” bebernya.
Suwolo menyampaikan pihaknya membeli 1,5 kwintal pembelian kedelai untuk sekali produksi sehari. Lantas ukuran dan komposisi, tergantung masing-masing pengusaha.
Baca juga:
Dampak Pandemi, Pedagang Batik Pekalongan Kurangi Karyawan hingga Tutup Toko
”Kami harap dari pemerintah atau anggota DPRD di Sragen, kalau memang kesulitan menyetabilkan harga di pasaran, setidaknya bisa menyambangi kami dan memberikan bantuan,” tutur Suwolo.
Lantas para pengusaha tahu mendesak pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan bagi pengusaha kecil seperti industri tahu.
Dengan harga yang tidak stabil dan cenderung semakin naik ini tentu akan semakin memberatkan. (fid/luh)