Lingkar.co – Upaya pengurangan risiko bencana perlu dibangun dari lingkungan terdekat, terutama bagi kelompok penyandang disabilitas yang memiliki kerentanan lebih tinggi saat terjadi kondisi darurat. Penguatan kesiapsiagaan berbasis komunitas dinilai menjadi kunci keselamatan bersama.
Hal tersebut mengemuka dalam talkshow yang digelar Komunitas Disabilitas Gading Semar Kecamatan Pedurungan dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional, Sabtu (13/12/2025).
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Semarang, Riyanto, menyampaikan bahwa mitigasi bencana tidak cukup hanya dipahami oleh pemerintah atau relawan, tetapi harus menjadi pengetahuan dasar keluarga dan warga sekitar.
Menurutnya, pemahaman terhadap keberadaan penyandang disabilitas di lingkungan tempat tinggal akan memudahkan penentuan prioritas penyelamatan saat terjadi bencana.
“Ketika warga tahu siapa saja yang membutuhkan perhatian khusus, proses evakuasi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat,” ujarnya.
Camat Pedurungan, Agus Junaedi, mengatakan wilayahnya masih menghadapi potensi banjir yang relatif sering terjadi. Selain itu, risiko bencana nonalam seperti kebakaran juga perlu diantisipasi meskipun kejadiannya tidak selalu dapat diprediksi.
Ia menilai keterlibatan warga menjadi faktor penting dalam memastikan keselamatan penyandang disabilitas saat terjadi bencana di lingkungan permukiman.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Tlogosari Wetan, dr. Veronika, menekankan pentingnya pengetahuan dasar pertolongan pertama, khususnya saat harus membantu penyandang disabilitas dalam situasi darurat.
Ia mengingatkan agar penolong tetap tenang dan memahami batas kemampuan diri, termasuk mengetahui jalur rujukan medis yang dapat diakses jika korban membutuhkan penanganan lanjutan.
Selain diskusi, kegiatan tersebut juga diisi dengan bedah buku mengenai kesiapsiagaan penyandang disabilitas dalam menghadapi bencana yang disusun oleh tim Gading Semar. Buku tersebut diharapkan menjadi referensi praktis bagi komunitas disabilitas dan masyarakat sekitar.
Ketua Komunitas Disabilitas Gading Semar Kecamatan Pedurungan, Wishnu Pratomo, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran dan kemandirian penyandang disabilitas dalam mengenali potensi risiko bencana di lingkungan tempat tinggalnya.
Ia menilai ruang inklusi yang semakin terbuka di Kota Semarang memberikan peluang bagi penyandang disabilitas untuk terus mengembangkan potensi diri, termasuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan kebencanaan.
Wishnu juga menyinggung Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas sebagai landasan penting pemenuhan hak-hak disabilitas, seraya berharap implementasi di lapangan terus diperkuat agar layanan publik semakin ramah dan inklusif. ***








