Lingkar.co – Memasuki bulan Januari 2024 Kabupaten Pati masih jarang turun hujan. Sehingga, hal ini dinilai berpengaruh terhadap Musim Tanam (MT) 1 di daerah yang berjuluk Bumi Mina Tani ini.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati Nikentri Meiningrum mengatakan bulan Desember-Januari biasanya turun hujan deras di seluruh wilayah Kabupaten Pati. Namun, ternyata kali ini tidak.
Menurutnya, hal ini dapat memengaruhi MT1. Bahkan, katanya, saat ini masih ada petani yang belum melakukan tanam padi pada musim tanam ini.
“Ada yang masih menunggu (hujan), seperti di Jaken. Itu lahannya sudah diolah dan siap tanam, tapi para petani masih menunggu,” ujarnya, Jumat (12/1/2024).
Berdasarkan data dari Dispertan Pati, pada MT1 ini lahan padi yang sudah ditanami seluas 38.700 hektare.
Menurutnya jika tanaman padi kekurangan air, maka akan memengaruhi produksinya. Paling parah bisa saja terjadi gagal panen.
“Kami kasian juga sama petani. Hujan tidak bisa diprediksi. Sampai saat ini hujan masih belum nyebar,” ucapnya.
Menurutnya, wilayah yang paling rawan puso berada di daerah tadah hujan. Karena petani sangat mengandalkan air hujan untuk tanam padi. Apalagi aliran air dari Waduk Kedung Ombo belum merata.
Ia menyebutkan daerah di Kabupaten Pati yang merupakan tadah hujan sebagian besar berada di wilayah selatan, di antaranya Kecamatan Gabus, Kayen, Sukolilo, Pucakwangi, Winong, Jaken, Jakenan dan Batangan.
“Namun, belum ada yang puso sampai sekarang,” ungkapnya.
Sebelumnya, Niken menyatakan bahwa stok beras masih aman. Bahkan, mengalami surplus sebesar 1.200 ton. Meskipun, pada tahun 2023 musim kemarau lebih panjang dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Tiap tahun kita produksi beras kita mengalami surplus. Sedangkan tahun 2023 ini surplus 1.200 ton dari total kebutuhan,” kata Niken, belum lama ini. (*)
Penulis: Miftahus Salam