Lingkar.co – Stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi isu nasional untuk secepatnya diatasi menuju Indonesia Emas. Hal ini turut menjadi perhatian serius Lurah Kunden, Fiqri Hidayat dengan beberapa program inovasi.
“Terkait program sama seperti kelurahan lain, dan sesuai dengan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) Kelurahan adalah pemberdayaan masyarakat kelurahan, baik Pemberdayaan secara fisik maupun program pengembangan sumberdaya manusia,” ucap Fiqri disela kesibukan, Senin (28/2023).
Meski demikian, ia mengaku memiliki program unggulan berbentuk bantuan makanan tambahan terhadap keluarga yang memiliki balita terindikasi stunting.
“Dalam penanganan stunting, Kelurahan Kunden telah menganggarkan untuk intervensi dengan pemberian makanan tambahan (PMT) di tahun 2023 sebanyak 4 (empat) balita,” ungkapnya.
Namun pada tahap awal perjalanan program, jumlah tersebut meningkat menjadi 11 anak yang terindikasi stunting. Oleh karena itu, pihaknya lantas membuat program yang melibatkan lebih jauh masyarakat dalam mengatasi stunting.
“Tetapi setelah dilaksanakan penimbangan ulang terhadap semua balita, jumlah balita pengidap stunting bertambah menjadi 11 anak, sehingga pemerintah Kelurahan Kunden mengadakan program ‘Gerakan Orang Tua Asuh Stunting’ dan alhamdulillah banyak yang merespons dengan baik program ini, dan mengambil bagian menjadi donatur untuk anak-anak balita stunting ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Stunting hanya ditargetkan berlangsung selama 90 hari sebagai respons cepat menuju penanganan tahap selanjutnya.
“Setiap pagi makanan tambahan diantar ke rumah-rumah anak balita stunting, yang dikoordinir oleh kader kesehatan kita, yang masak juga kader kesehatan kita dengan mengandalkan menu olahan berbahan dasar lokal, yang kemarin Dinas Kesehatan telah menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan,” bebernya.
Fiqri lantas menjelaskan bahwa stunting bukan hanya persoalan gizi. Oleh karena itu pihaknya juga melakukan pencegahan pernikahan dini dengan program edukasi tentang risiko pernikahan dini.
“Jadi, salah satu penyebab stunting ini kan pernikahan dini. Dan Alhamdulillah pada waktu ada Posyandu Remaja, kemudian dibantu temen-temen dari Duta Genre Kecamatan, kami melakukan kampanye tentang hal tersebut. Karena apa?, tradisi kita, kalo punya anak perempuan sudah dilamar, tidak berani menolak, takut kalo anak perempuannya tidak laku menikah,” paparnya.
Sebagai informasi, ada beberapa layanan kesehatan posyandu di kelurahan Kunden. Antara lain; Posyandu Balita yang ada di setiap RW, Posyandu Remaja dan Posbindu yang biasa dilaksanakan di beberapa tempat juga bekerjasama dengan PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia).
Kemiskinan Ekstrem
Terkait kemiskinan ekstrem di kelurahan Kunden, dirinya pun melakukan evaluasi data yang diterima dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Blora. Dari analisa data tersebut maka muncul prioritas program pelatihan.
“Kami mengevaluasi data yang kita terima dari Bappeda kemudian kita analisis warga yang dinyatakan termasuk dalam kategori kemiskinan ekstrem,” ucapnya.
“Kemudian dipilih program apa yang cocok dan diberikan kepada yang bersangkutan, bisa didistribusikan dalam kegiatan pelatihan atau soft skill yang ada di Balai Latihan Kerja (BLK) atau di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Blora,” paparnya.
“Kemudian yang kekurangan modal dan tambahan modal, kita arahkan ke bantuan modal Baznas Kabupaten maupun pinjaman tanpa bunga di BPR Blora Artha,” sambungnya.
Menjawab keterbukaan informasi publik terkait dengan anggaran, ia pun menyebut tidak hanya mengandalkan anggaran pemerintah. Ia sebut ada Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan, dan sumbangan masyarakat.
“Sumber dana untuk program PMT Stunting sebagian dari APBD Kabupaten Blora dan ada sumbangan dari masyarakat, serta CSR dari perusahaan yang ada di Kelurahan Kunden,” jawabnya.
Potensi Kerawanan
Pria yang pernah menjabat Kabid SMP di Dinas Pendidikan Blora ini juga mewaspadai kasus kerawanan terhadap bencana alam dan sosial.
“Bencana yang ada di kelurahan kunden biasanya adalah kekeringan yang ada di areal persawahan. Hal tersebut bisa memicu gagal panen untuk petani. Dan Kerawanan sosial yang biasa terjadi di wilayah kelurahan Kunden adalah pencurian,” jelasnya..
Kendati demikian, ia menyadari bahwa kelurahan Kunden terletak di posisi yang cukup strategis. Maka, warganya banyak yang menjadi pedagang sesuai dengan skala masing-masing.
“Secara geografis, kelurahan kunden adalah pusat pemerintahan sekaligus pusat ekonomi. Jadi banyak warga yang mempunyai usaha berdagang dan mempunyai toko di sekitar jalan utama kabupaten. Secara umum warga kelurahan kunden berjualan,” paparnya.
Terkait dengan potensi pertanian, Fiqri menyebut belum berjalan maksimal. Pertanian di wilayah yang ia pimpin masih bersifat tradisional dan belum bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
“Petani di kelurahan Kunden selama ini bertani secara konvensional, belum ada inovasi yang besar dan menggunakan peralatan pertanian. Hanya beberapa yang sudah mengembangkan pertanian organik dan perkebunan organik,” urainya.
“Mudah-mudahan dengan program Bapak Bupati tentang pertanian milenial yang bekerjasama dengan Fakultas Pertanian UGM, kita berharap Kunden menjadi salah satu Demplot kegiatan tersebut,” harapnya.
Penulis: Lilik Yuliantoro
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps