“Ini adalah implementasi rumah sakit tanpa dinding RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang sebagai pusat layanan konsultasi, terapi, dan rehabilitasi kesehatan mental remaja Kota Semarang yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan generasi emas,” jelas Eko.
Dijelaskan, aplikasi ini memungkinkan siswa SMP untuk mengisi kuesioner yang terdiri dari 25 item, yang akan membantu menilai gangguan perilaku, gangguan peer group, dan gangguan emosional.
“Sasarannya yakni semua SMP, semua siswa SMP mengisi kuesioner tersebut. Kemudian kita kumpulkan dan screening lagi. Setelah diisi, guru BK akan mencocokkan melihat hasilnya dan bekerja sama dengan psikolog untuk menentukan langkah selanjutnya,” ujarnya.
Nantinya bila ditemukan siswa yang membutuhkan pendampingan, pihaknya juga akan melibatkan psikiater maupun psikolog yang bekerjasama dengan Universitas Soegijapranata agar siswa-siswi tersebut memperoleh perhatian lebih.

Pada kesempatan ini, RSWN juga menggandeng serta guru BK sebagai mitra di sekolah dan TP PKK yang mendampingi para remaja di lingkungan rumah. Keluarga memiliki peran penting dalam mencegah gangguan kesehatan mental remaja dan menyebutkan bahwa faktor-faktor seperti kurangnya perhatian anggota keluarga, tuntutan orang tua yang berlebihan, serta seringnya pertengkaran orang tua dapat memicu gangguan tersebut.
Dengan peluncuran aplikasi WONGSO SULTAN MATARAM, RSWN berharap dapat memberikan solusi preventif dan promotif untuk kesehatan mental remaja di Kota Semarang. (ADV)