“Ketua DPW PKB Jateng KH Yusuf Chudlori sangat berpengaruh di kalangan warga NU, terutama di kawasan Kedu dan sekitarnya,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurut dia, pasangan calon Luthfi-Yasin sudah melakukan komunikasi dengan tokoh NU dan pesantren guna menyamakan visi pembangunan Jateng ke depan.
“Basis pendukung Luthfi-Yasin ada di pantura timur dan pantura barat. Di Kedu ada pengaruh Gus Yusuf,” urainya.
“Untuk Semarang Raya dan Solo Raya masih dominan Andika-Hendi,” sambungnya.
Di lain sisi, kans Luthfi-Yasin untuk menang di Pilgub Jateng juga didukung oleh Joko Widodo (Jokowi) yang tidak lagi menjabat sebagai kepala negara. Jokowi, kata dia, turun langsung di daerah yang masih belum aman untuk Luthfi-Yasin.
“Kemudian Jokowi ikut turun seperti di Banyumas yang masih jadi zona perebutan sehingga kemarin Jokowi ikut kampanye, termasuk juga di Grobogan yang masih dominan Andika,” paparnya.
Jokowi juga ikut kampanye untuk Luthfi-Yasin di Semarang Raya dan Solo Raya yang masih dianggap sebagai daerah basis Paslon Andika-Hendi. Sampai saat ini, Jokowi masih dianggap memiliki tempat di hati masyarakat sehingga dinilai untuk mendulang suara bagi Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng.

Tidak hanya Jokowi, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang saat ini menjabat sebagai presiden juga ikut memberikan dukungan untuk paslon Luthfi-Yasin.
“Di atas kertas, hari ini peluang kemenangan Luthfi-Yasin lebih besar, dengan demikian pilgub Jateng sudah selesai, alias game over,” ucapnya.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa politik itu dinamis dan kadang penuh kejutan. Apalagi Jateng ini dikenal sebagai kandang banteng (basis PDI Perjuangan).
“Walau dikeroyok semua partai parlemen dan bahkan Presiden dan para mantan presiden ikut turun ke gelanggang, kader PDIP tidak gentar. Jika Andika-Hendi dapat memenangkan pilgub Jateng maka itu sebuah keajaiban,” tutupnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat