Site icon Lingkar.co

Kasus Pembuangan Limbah B3 di Rembang Temui Titik Terang

PEMBUANGAN: Tumpukan limbah B3, di Desa Jatisari, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. (MIFTAHUS SALAM/LINGKAR.CO)

PEMBUANGAN: Tumpukan limbah B3, di Desa Jatisari, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. (MIFTAHUS SALAM/LINGKAR.CO)

REMBANG, Lingkar.co – Perkembangan penanganan kasus pembuangan puluhan ribu ton limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Desa Jatisari, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah sudah menunjukan titik terang.

Kasat Reskrim Polres Rembang, AKP Bambang Sugito menjelaskan sampai saat ini pihaknya masih melakukan proses penyidikan dan penyelidikan.

“Nanti ada gelar perkara yang kedua, dalam gelar perkara terdapat 3 kali tahapan. Kemudian pada gelar terakhir, ada beberapa hal yang harus kami lakukan, sehingga penyidikan dan penyelidikan kami bisa sempurna,” terangnya.

Baca juga:
Protes Terkait Penanganan Limbah di Rembang, Seorang Aktivis Lingkungan Lakukan Aksi Jalan Kaki ke Jakarta

Menurutnya saat ini gelar dari gelar perkara sudah ada beberapa nama yang sudah terajukan. kemungkinan keputusannya dalam beberapa minggu ke depan sudah ada.

“Tersangka lebih dari satu orang, mereka terjerat Undang-undang lingkungan hidup, mencakup pencemaran dengan limbah B3,” jelas AKP Bambang Sugito.

Bambang menambahkan target tersebut haruslah tuntas. Sedangkan untuk tidak ada batasnya. Terkecuali pihaknya sudah melakukan hal yang sifatnya upaya paksa.

Baca juga:
Soal Limbah di Sluke Rembang, DLH Hormati Proses Hukum yang Berjalan

Limbah B3 Sebabkan Pertanian Mati dan Ternak Berjatuhan

Diberitakan sebelumnya, pada April 2020, sebanyak kurang lebih 7.500 ton material tanah yang diduga limbah.

Tanah tersebut mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dibuang ke Desa Gandri Rojo, Kecamatan Sedan.

Selanjutnya pada Mei 2020, sebanyak 11.000 ton limbah dibuang ke Desa Jatisari, Kecamatan Sluke, Rembang.

Baca juga:
Proses Hukum Kasus Limbah di Sluke Rembang Berlanjut, Polisi Lengkapi Alat Bukti

Warga memprotes pembuangan limbah tersebut, dugaan kuat limbah tersebutlah yang menyebabkan perkebunan cengkih yang mereka miliki tak lagi bisa mendatangkan panen.

Warga juga memprotes terkait limbah itu pula yang menyebabkan tanaman bawang mati, ternak-ternak berjatuhan. Hingga warga tidakn bisa mengkonsumsi lagi kadar air di sekeliling tempat tinggal mereka. (kid/luh)

Baca juga:
Pembangunan Pasar Legi di Targetkan Selesai Tahun Ini

Exit mobile version