Kisah Kasminah, Nenek di Kudus Naik Haji dari Hasil Bengkel Tambal Ban

SEMANGAT: Kasminah, nenek usia 70 tahun sedang melayani pelanggan di bengkelnya. Pekerjannya itu menghantarkannya berangkat ke Tanah Suci. (ADITIA ARDIAN/LINGKAR)
SEMANGAT: Kasminah, nenek usia 70 tahun sedang melayani pelanggan di bengkelnya. Pekerjannya itu menghantarkannya berangkat ke Tanah Suci. (ADITIA ARDIAN/LINGKAR)

Jalani Pekerjaan Tukang Tambal Ban untuk Cukupi Kebutuhan Sehari-hari

Kasminah menceritakan, pilihan untuk meneruskan menjadi tukang bengkel itu lantaran untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari serta keinginan-keinginan pribadinya. Seperti nenek yang memiliki anak enam itu suka membeli rujak.

“Saya kan suka rujak, kadang kalau mau beli dan minta itu pekewuh, jadi saya inginnya dapat dari hasil ngebengkel ini. Selain itu, hasil dari bengkel ini juga bisa untuk membiayai anak sekolah serta untuk kebutuhan lain dan menabung seperti untuk berangkat haji itu,” kisahnya.

Baca Juga:
Mawar : Biasakan Berpikir Out of The Box

Di usia yang tak muda itu, Kasminah mengaku masih memiliki cukup tenaga untuk melayani setiap pelanggan yang datang. Bahkan, ia dengan tegas dan mantap mengatakan jika bisa menambal ban, mompa, bongkar sepeda, masang ban, ganti rantai, ganti kampas, menyetel jeruji dan bongkar tromol.

Bagi Kasminah, dari pekerjaan yang dijalaninya itu, yang terpenting yaitu bisa mendapatkan uang secara halal, dan bahkan bisa membantu sesama apabila mengalami kesulitan.

Alhamdulillah dari bengkel ini bisa memenuhi kebutuhan sendiri, kadang juga bisa untuk membantu sesama yang memang lagi butuh,” ungkapnya.

Bengkel milik Kasminah itu, buka setiap hari mulai pukul 07.00 sampai 17.00 WIB. Adapun untuk tarif yakni mompa Rp 2 ribu, tambal ban sepeda motor Rp 10 ribu, tambal ban sepeda gowes Rp 5 ribu.(dit/lut)