“Makanya kita selalu tonjolkan program dan visi-misi kami, khususnya terkait pendidikan, kesehatan, lalu pelayanan masyarakat, UMKM. Kita selalu tonjolkan ide-ide itu. Jadi kita tidak pernah berkutat pada upaya black caimpaign, fitnah, hoaks, atau jenis kampanye negatif. Kami tak akan mengarah ke sana,” ungkapnya.
Senada, Joko Santoso pun ikut menanggapi gempuran narasi-narasi negatif di media sosial yang makin massif terhadap Yoyok Sukawi dengan santai. Momen semacam itu juga pernah dialami presiden terpilih Prabowo Subinato pada saat Pilpres 2024 lalu.
“Kalau menanggapi terkait dengan isu-isu negatif, kita sudah diajarkan oleh Pak Prabowo, jogetin aja, senyumin aja. Tapi yang jelas Yoyok-Joss ini punya prinsip, bahwa membangun Kota Semarang butuh semangat kolaboratif, semangat kebersamaan,” katanya yang juga menjabat Ketua DPC Gerindra tersebut.
Belajar dari gaya kepemimpinan Prabowo Subianto, Yoyok-Joss ingin menerapkan politik yang bisa merangkul semua golongan. Bahkan ketika terpilih sebagai wali kota dan wakil wali kota, Yoyok-Joss akan mengajak rival berkolaborasi dalam membangun Kota Semarang.
“Semua itu saudara, semua itu teman, sehingga saya yakin ketika Yoyok-Joss memimpin Kota Semarang, kita akan merangkul semuanya demi memajukan Kota Semarang. Tidak membedakan suku, agama, ras, dan bahkan lawan kita akan kita ajak untuk bersama-sama membangun Kota Semarang,” tandas Joko Joss. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat