Luar Biasa! LAZISNU Sragen Tahun 2024 Salurkan Dana ZIS Hampir 200 M, Berikut Rinciannya!

LAZISNU Sragen saat menyalurkan bantuan kepada salah satu penerima manfaat program NU Peduli (NU Care). Foto: dokumentasi
LAZISNU Sragen saat menyalurkan bantuan kepada salah satu penerima manfaat program NU Peduli (NU Care). Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Sragen, Jawa Tengah melakukan hal luar biasa di sepanjang tahun 2024. Meski indeks perekonomian berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sragen pada tahun 2024 tercatat hanya Rp52,43 juta. Namun realisasi penerimaan dan penyaluran (tasaruf) Zakat dan Sedekah (ZIS) hampir mencapai 200 miliar.

Ketua Lazisnu Sragen, Lulus Sriono menyampaikan data realisasi penerimaan dari zakat mal per orangan mencapai Rp74,595,214, sedangkan zakat mal badan atau organisasi mencapai Rp22.500.000. Selanjutnya zakat fitrah memperoleh Rp22.303.130.600. Dengan demikian total perolehan zakat ini mencapai Rp22.400.225.815

Ia melanjutkan, perolehan uang receh pada program Koin NU mencapai Rp2.601.730.460, infak terikat Rp5,876,112,100 dan infak tidak terikat Rp1,571,399,850. Jumlahnya Rp10,049,242,410. Sedangkan perolehan dana kurban mencapai Rp154,753,125,000 ditambah dana Fidyah dan bagi hasil bank Rp822,848. Totalnya Rp154,753,947,84

Dengan demikian laporan total seluruh realisasi penerimaan LAZISNU Sragen pada tahun 2024 mencapai Rp187,203,416,072. Lebih baik dari kota-kota besar di Jawa Tengah.

Adapun penyaluran atau tasaruf untuk mustahik dilakukan dengan beberapa program kegiatan. Antara lain NU Care Cerdas Rp128,355,000, NU Care Berdaya Rp129,206,136, NU Care Sehat Rp215,928,500, NU Care Hijau Rp116,420,000 dan NU Care Damai Rp163,973,541,633. Totalnya mencapai Rp164,563,451,269

Untuk kegiatan operasional, LAZISNU Sragen hanya mengeluarkan sebesar Rp12,136,902 untuk amil dari zakat, Rp2,009,848,482 bagian untuk amil infak, dan amil dari sumber kegiatan lain sebesar Rp164,570.

Sedangkan operasional untuk kegiatan sosialisasi dan edukasi juga sangat efisien. Yaitu hanya mengeluarkan Rp14,800,000, belanja pegawai Rp81,972,270, biaya administrasi umum lainnya Rp134,392,273. Total pengeluaran untuk operasional di angka Rp231,164,543

Terkait bentuk tasaruf, Sekretaris LAZISNU Sragen, Muhammad Nur Mubtadi’in mengungkapkan hanya satu program yang belum bisa dilaksanakan, yakni NU Care Hijau, sebuah program kepedulian NU terhadap lingkungan hijau.

“Untuk saat ini belum ada program yang terlaksanakan, akan tetap LAZISNU Sragen memiliki gagasan untuk program Nu Care Hijau berupa pengelolaan sampah plastik,” akunya dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada redaksi, Selasa (10/6/2024).

Katanya, praktek NU Care Hijau berupa pendirian Bank Sampah atau sejenisnya. Nantinya, hasil penjualan botol, bekas lepak makanan atau yang berbahan dasar plastik yang memiliki bobot timbangan akan dikelola untuk kemaslahatan umat.

Selain mengelola sampah, pihaknya juga menyusun program NU Care Hijau dalam bentuk pemberian bantuan bibit buah yang akan disalurkan melalui Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) kecamatan, sekaligus melibatkan elemen NU di setiap kecamatan dalam pelaksanaan dan monitoring. “Untuk teknisnya nanti akan disusun secara detail oleh tim LAZISNU Sragen,” ujarnya.

Adapun realisasi program yang sudah berjalan dengan baik, kata dia, di bidang pendidikan. Program ini disebut NU Care Cerdas. “Ada program beasiswa siswa anak dari keluarga kurang mampu tapi berprestasi, bantuan peralatan sekolah berupa tas sekolah dan alat tulis sekolah bagi siswa-siswi atau santri yang kurang mampu,” paparnya.

Selanjutnya, Mubtadi’in menyebut NU Care Sehat. Program ini menunjukkan kepedulian NU terhadap kesehatan warga NU (Nahdliyyin) dalam bentuk bantuan pengobatan gratis, bantuan alat kesehatan seperti kursi roda, tongkat untuk berjalan, dan yang menarik adalah pelayanan Mobile Clinic (klinik berjalan) dengan anggaran dari Unit Pengumpul Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU)..

“LAZISNU Sragen sudah memiliki ambulans di setiap kecamatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara gratis di masing-masing wilayahnya, selain pelayanan kesehatan juga sebagai armada untuk menghantarkan jenazah jika ada warga NU yang meninggal. Anggaran transportasi ambulans yang ada di setiap kecamatan sudah di-back up oleh masing masing MWCNU melalui UPZISNU setempat,” ungkapnya.

Ia bilang, pada bidang kebencanaan, NU Care Damai telah menyalurkan bantuan peralatan untuk mobilitas tim kebencanaan seperti; perahu karet, pelampung (life jacket), mesin perahu, dan alat-alat yang berkaitan prosedur keselamatan bagi pelaku kebencanaan. “LAZISNU juga memberikan bantuan untuk keperluan dapur umum dalam posko kebencnaan apabila ada bencana yang sedang melanda. Baik di daerah maupun di luar daerah,” urainya.

Yang tak kalah menariknya, kata dia, adalah komitmen NU dalam membantu pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrem. Program NU Care Berdaya telah menjangkau masyarakat ekonomi lemah untuk bangkit melalui skema bantuan yang termonitor dan terkendali.

“Ada bantuan gerobak angkringan, bantuan modal usaha, bantuan peralatan usaha lainnya. Setelah dapat bantuan kita monitor, perkembangannya dilaporkan ke manajemen LAZISNU,” jelasnya.

Dia menyebut keluarga Nahdliyyin penerima manfaat bantuan gerobak bakso, gerobak es, gerobak crepes, alat press es, bantuan alat cukur rambut, bantuan stand es teh (bok kontener) bisa dikelola agar benar-benar giat berwirausaha.

“Bantuan-bantuan tersebut adalah sistemnya Hak Pakai, apabila gerobak sudah tidak lagi digunakan maka penerima harus segera melaporkan ke pengurus LAZISNU, dan gerobak yang sudah tidak terpakai lagi nantinya akan dialihkan ke penerima yang lain yang membutuhkan,” ulasnya.

Sedangkan bentuk perhatian LAZISNU terhadap lembaga atau badan otonom (Banom) diwujudkan melalui program NU Care Tangguh. Program ini membidangi penguatan kelembagaan yang ada di Nahdlatul Ulama. Contohnya program yang dilaksanakan adalah bantuan pendanaan untuk lembaga-lembaga yang akan melaksanakan program programnya,”

“Ada ketentuan dan syarat yang berlaku, tujuan diadakannya program penguatan lembaga ini adalah untuk memperkuat kelembagaan di Nahdlatul Ulama Kabupaten Sragen agar program-program yang sudah direncanakan bisa berjalan dengan baik, terutama dalam permasalah pendanaan,” tuturnya. (arh)