Lingkar.co – Wali Kota Semarang petahana, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan siap untuk maju kembali dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, setelah mendapat arahan dari Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri dan memperoleh restu keluarga.
Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut, resmi mengambil formulir pendaftaran calon wali kota di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Semarang, Sabtu (11/5/2024).
Seiring perkembangan politik ini, relawan pendukung Mbak Ita yang bergerak di luar struktur partai pun mulai bermunculan. Salah satunya GERDU-KITA. Gerakan yang dipimpin Hendrik Saputra ini menyatakan, bahwa GERDU-KITA adalah gerakan yang lahir dari konsolidasi organik dan terorganisir masyarakat Kota Semarang dari kampung-kampung. Mereka sepakat untuk menyuarakan dan mendukung kembali Mbak Ita sebagai Wali Kota Semarang periode 2024-2029 dalam kontestasi Pilwalkot Semarang pada November 2024.
“Beberapa capaian dan kinerja pemerintah kota ketika dipimpin Mbak Ita dalam kurun waktu dua tahun terakhir, kami nilai cukup suskes. Gaya memimpinnya yang cekatan dan tipikal pekerja keras, menjadi pertimbangan kami untuk mendorong Mbak Ita meneruskan kebijakan-kebijakan yang positif, untuk menjadikan kota ini lebih maju yang berdampak pada kesejahteraan rakyat,” kata Hendrik Saputra, Sabtu (11/5/2024).
Dukungan yang mereka lakukan, dilandasi beberapa hal. Pertama, sepanjang tahun 2023 capaian indeks pembangunan manusia mencapai skor 84,43 angka yang melebihi angka nasional 73,39 dan Provinsi Jateng 73,39.
Kedua, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) tahun 2023 terus mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 5,79%, yang meningkat dari tahun 2022 lalu yang tercatat 5,73 persen. “Ketiga Semarang juga kebanjiran investasi seperti pembangunan mal, rumah sakit, hotel, pendidikan, termasuk sektor industri. Investasi tersebut memiiliki nilai Rp 27,2 triliun pada tahun 2023 dan berhasil melebihi target 105,92 persen atau sebesar Rp 25,6 triliun,” katanya.
Keempat aspek kesehatan, angka harapan hidup (AHH) pada tahun 2023 mencapai 77,90 persen, dari yang sebelumnya sebesar 77,69 persen pada tahun 2022. Peningkatan tersebut menunjukan semakin baiknya kondisi kesehatan dan lingkungan Kota Semarang.
“Terakhir, berdasarkan data elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) tahun 2023 Pemkot Semarang berhasil menekan angka pravelansi stunting yang semula 1,66 persen pada tahun 2022, menjadi 1,06 persen pada tahun 2023. Sedangkan berdasarkan data survey status gizi Indonesia (SSGI), angka pravelensi stunting Kota Semarang pada 2022 turun menjadi 10,40 persen dibanding tahun 2021 sebesar 21,3 persen,” paparnya lagi.
Selain capaian di atas, katanya, banyak pekerjaan rumah Pemerintah Kota Semarang yang memang belum selesai. Seperti penataan lingkungan dan tata ruang, penanganan rob dan banjir, menekan angka pengangguran, serta persoalan sosial dan budaya.
“Tetapi kami menyakini bahwa pemerintahan yang berkelanjutan akan mampu secara bertahap menyelesaikan satu persatu problem yang ada di Kota Semarang, bukan mundur memulai lagi dari nol. Oleh sebab itu kami tegaskan kembali bahwa Mbak Ita harus maju kembali memimpin Kota Semarang, untuk bersama-sama dengan rakyat mewujudkan cita-cita besar. Tidak ada yang sempurna dalam sebuah kepemimpinan, tetapi sebuah proses yang berjalan akan berbuah hasil kongkret untuk sebuah kemajuan kota dan peradabannya,” tandasnya. (ADV)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps