Mendag Tegaskan Perdagangan Internasional Harus Adil dan Tanpa Diskriminasi

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Budi Santoso. Foto: Istimewa
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Budi Santoso. Foto: Istimewa

Lingkar.co – Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan dalam keterangan tertulisnya mengabarkan, Menteri Perdagangan Republik Indonesia Budi Santoso menegaskan, perdagangan internasional harus berjalan secara adil tanpa diskriminasi demi mewujudkan sistem perdagangan global yang inklusif dan berkelanjutan, Senin (19/5/2025)

Menurut Biro Humas Kemendag, pernyataan tersebut disampaikan oleh Mendag RI di sela penutupan Pertemuan Para Menteri Perdagangan APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) atau APC Ministers Responsible for Trade (APEC MRT) 2025 yang berlangsung selama dua hari di Jeju, Korea Selatan.

Selama dua hari pelaksanaan, para menteri perdagangan dari 21 Ekonomi APEC menyepakati sejumlah langkah strategis untuk memperkuat kerja sama kawasan dan menjawab tantangan perdagangan global yang kian kompleks.

Para Menteri Perdagangan APEC menyatakan dukungan penuh atas hasil konkret pada Konferensi Tingkat Menteri ke-14 WTO (MC14) yang direncanakan pada Maret 2026 di Kamerun. Dukungan ini merupakan bagian dari komitmen APEC dalam menjaga relevansi sistem perdagangan multilateral berbasis aturan.

Para Menteri Perdagangan APEC juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan digital sebagai katalis pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan inovatif. Kolaborasi ini mencakup upaya mengembangkan ekosistem digital yang mendorong partisipasi seluruh pelaku usaha, termasuk pelaku usaha kecil dan menengah.

Dalam konteks pemberdayaan ekonomi masyarakat, para Menteri Perdagangan APEC juga berkomitmen untuk terus memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan, sebagai bagian dari pilar pembangunan inklusif.

Selain itu, para Menteri Perdagangan APEC menegaskan pentingnya peningkatan konektivitas kawasan dan penguatan rantai pasok yang tangguh dan berkelanjutan, sebagai respons terhadap disrupsi global dan tantangan logistik pascapandemi.

“Dalam pertemuan ini, Indonesia menekankan pentingnya menjaga sistem perdagangan global yang bebas dari praktik diskriminatif dan proteksionisme. Perdagangan dunia harus dilakukan secara terbuka serta dapat diakses oleh semua negara secara adil,” tegas Budi.

Di luar pertemuan utama APEC, Indonesia juga memanfaatkan momentum ini untuk melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan mitra dagang strategis guna memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi bilateral. Beberapa negara yang melakukan pertemuan bilateral dengan Indonesia, antara lain, Selandia Baru, Korea Selatan, Singapura, Chile, dan Jepang.

Selain itu, Mendag Busan juga bertemu Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala guna membahas perkembangan terbaru dalam sistem perdagangan multilateral, termasuk langkah menuju MC14 di Kamerun.

“Dalam situasi perdagangan internasional yang semakin kompleks, memperkuat hubungan bilateral dengan negara mitra menjadi langkah penting untuk menjaga keberlanjutan pasar dan akses perdagangan Indonesia di tingkat global,” ujar Mendag.

Menurut Mendag, Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam kerja sama regional dan multilateral, sembari menjaga kepentingan nasional melalui kerja sama perdagangan yang seimbang dan strategis. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat