Tidak Boleh Ada Diskriminasi Santri, Gus Rozin Minta Lulusan Pesantren Bisa Ikut Seleksi Kerja di Pemerintah

Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghafar Razin saat memberi sambutan Naharul Ijtima RMINU Jateng pada Sabtu (25/1/2025) di Pondok Pesantren Darul Amanah, Ngadiwarno, Sukorejo, Kendal. Foto: istimewa
Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghafar Razin saat memberi sambutan Naharul Ijtima RMINU Jateng pada Sabtu (25/1/2025) di Pondok Pesantren Darul Amanah, Ngadiwarno, Sukorejo, Kendal. Foto: istimewa

Lingkar.co – Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Abdul Ghaffar Razin meminta agar santri mendapatkan kesempatan yang sama untuk bekerja di sektor pemerintah. Pesantren setara dengan pendidikan formal umum, tidak boleh diskriminasi pada lulusan pondok pesantren (Ponpes).

“Sudah ada amanah undang-undang artinya negara sudah tidak boleh lagi untuk membedakan antara lulusan pesantren dengan lulusan umum,” kata kata Gus Rozin dalam sambutan acara Naharul Ijtima yang berlangsung pada Sabtu (25/1/2025) di Pondok Pesantren Darul Amanah, Ngadiwarno, Sukorejo, Kendal.

Naharul Ijtima merupakan pertemuan rutin yang digelar oleh sebuah lembaga yang menjadi asosiasi pesantren NU, yakni Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) dengan peserta para kiai dan bu nyai pesantren di Jawa Tengah.

“Walaupun pesantren itu tafaqquh fiddin atau mempelajari agama, kalau dia lulus ujian doktornya ya harus diterima dan tidak boleh ditolak berdasarkan ijazahnya,” tegas Mantan staf khusus presiden di bidang keagamaan ini.

“Demikian juga kalau ingin bekerja di pemerintah misalnya ya pemerintah wajib untuk mengikutkan seleksi dan tidak boleh didiskriminasi karena ijazahnya,” tegas pengasuh Ponpes Maslakul Huda, Kajen Pati ini.

Dirinya juga berpesan agar peringatan hari lahir (Harlah) NU ke 102 menurut hitungan kalender Islam bisa bersifat substansial dengan mengurangi kegiatan yang sifatnya seremonial dan perayaanbkarena pada dua tahun yang lalu sudah merayakan satu abad NU dengan acara yang besar.

Png-20230831-120408-0000

“Di usia 102 tahun NU, mari kita rayakan dengan hal-hal seperti ini, yakni dengan membangun sistem pesantren, dengan membangun sistem program yang baik untuk para santri. Dengan memperbaiki prosedur yang ada di pesantren,” pesannya.

Ketua RMINU Jateng KH Ahmad Fadlullah Turmudzi saat memberi sambutan Naharul Ijtima RMINU Jateng pada Sabtu (25/1/2025) di Pondok Pesantren Darul Amanah, Ngadiwarno, Sukorejo, Kendal. Foto: istimewa
Ketua RMINU Jateng KH Ahmad Fadlullah Turmudzi saat memberi sambutan Naharul Ijtima RMINU Jateng pada Sabtu (25/1/2025) di Pondok Pesantren Darul Amanah, Ngadiwarno, Sukorejo, Kendal. Foto: istimewa

Sementara, Ketua RMINU Jateng KH Ahmad Fadlullah Turmudzi mengingatkan agar para pengelola pesantren menekankan penguatan spiritualitas pesantren sebagaimana tema kegiatan.

“Kebutuhan kita adalah mengangkat dan menumbuhkembangkan lagi penguatan spiritualitas untuk Indonesia Emas 2045. Tema yang kita usung ini adalah ikhtiar bagaimana kita bisa memfasilitasi, mediasi pesantren untuk tetap eksis dalam kajian tafaqquh fiddin atau mempelajari agama tapi pesantren juga harus siap melihat dinamika bagaimana dengan keadaan jamannya,” kata Gus Fadlu, sapaan akrabnya.

Untuk itu, lanjutnya, ada Halaqoh Pengasuhan tentang selayang pandang pengasuh, Halaqoh Pengurus Pesantren tentang manajemen pengasuhan. Kemudian ada pesantren riset dan pesantren media.

Selain itu juga membahas tanggung jawab RMI sebagai lembaga NU agar tidak hanya mengurus pesantren. Namun lebih dari itu juga mengkoordinir madrasah diniyah yang menjadi bagian dari budaya pendidikan model pesantren.

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *