Muka Tanah di Pesisir Utara Turun 8-13 CM Tiap Tahun, Ahmad Luthfi Minta Optimalkan Sistem Penyediaan Air Minum

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat diwawancarai wartawan dalam kunjungan kerja di Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Selasa (30/9/2025). Foto: dokumentasi/istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat diwawancarai wartawan dalam kunjungan kerja di Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Selasa (30/9/2025). Foto: dokumentasi/istimewa

Lingkar.co – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan salah satu upaya untuk menekan atau menahan penurunan muka tanah adalah mengurangi pengambilan air tanah berlebihan. Gubernur mendorong agar penggunaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) lebih dimaksimalkan lagi.

“(Air tanah) Ini akan kita lakukan evaluasi. Tidak hanya satu tahun tetapi kalau perlu per tiga bulan (evaluasi). Salah satu penyebab menurunnya permukaan tanah adalah pengambilan air tanah yang berlebih, sehingga kita maksimalkan SPAM,” kata Ahmad Luthfi saat kunjungan kerja di Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Selasa (30/9/2025).

Berdasarkan data pada 2024, penurunan muka tanah di pesisir Utara Jawa Tengah per tahun rata-rata 8-13 cm. Kondisi tersebut tentu sangat memprihatinkan dan jika tidak segera ditangani maka garis pantai dan wilayah pesisir akan tenggelam.

“Per tahun rata-rata 8-13 cm. Kalau terus-terusan seperti itu, mendelep mengko nggone awake dhewe (tenggelam nanti tempat kita),” ujar Ahmad Luthfi didampingi Wakil Gubernur Taj Yasin.

Maka dari itu, pengawasan terkait pengambilan air tanah harus diperketat. Ahmad Luthfi beberapa waktu lalu juga sudah menyampaikan kepada DPRD Jawa Tengah untuk merevisi Perda tentang air tanah.

“Masyarakat kita efektifkan melalui kerja sama BUMD kita dengan SPAM kabupaten/kota. Jadi para bupati dan wali kota itu memaksimalkan SPAM di wilayahnya agar kebutuhan air minum terpenuhi, sehingga pengambil air tanah tidak berlebihan,” jelasnya.

Di samping hal itu, tambahnya, langkah-langkah pencegahan terus diupayakan dan dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Dimulai dengan program “Mageri Segoro” yaitu penanaman 1,5 juta bibit mangrove di seluruh garis pantai. Mulai dari Brebes sampai Rembang di wilayah pantai Utara (Pantura) maupun Cilacap sampai Wonogiri di wilayah pantai Selatan (Pansela).

Program Mageri Segoro merupakan salah satu implementasi dari sebelas program prioritas Pemprov Jateng yakni, Penanggulangan Bencana dan Keberlanjutan Lingkungan.

“Ini akan kita laksanakan secara maksimal,” kata Ahmad Luthfi.

Selain itu, Pemprov Jateng juga telah bekerja sama dengan Undip dalam program desalinasi, yang dapat mengolah air payau menjadi air tawar siap minum. Setidaknya untuk program desalinasi ini sudah ada di empat titik, yaitu di Kabupaten Brebes, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Demak. (*)