Lingkar.co – Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy atau Gus Rommy menjagokan Andi Amran Sulaiman pada Muktamar PPP. Selain Gus Rommy, nama mantan presiden Joko Widodo atau Jokowi juga disebut cawe-cawe dalam pemenangan pengusaha yang dilantik sebagai Menteri Pertanian pada 25 Oktober 2023, menggantikan Syahrul Yasin Limpo. Nama Amran Sulaiman juga cukup populer karena ia kembali dipercaya oleh Presiden Prabowo Subianto untuk melanjutkan tugas negara pada posisi yang sama.
Terkait isu mantan presiden Jokowi ikut “cawe-cawe” mengusung Amran maju di Muktamar PPP, Rommy menegaskan bahwa hal itu tidak benar, meski dirinya mengakui pernah meminta pandangan politik dari Jokowi. “Sama sekali tidak (cawe-cawe). (Jokowi) beliau beberapa kali saya mintai pandangan, bagaimana cara paling efektif mengembalikan PPP ke Senayan,” katanya melalui pesan tertulis di WhatsApp Senin (26/5/2025).
Rommy juga menyebut sejumlah nama Amran dinilai sebagai figur yang cocok dari sejumlah yang ia sodorkan kepada Jokowi. “Saya memang menyampaikan sejumlah nama, dan sepengetahuan pak Jokowi, dari nama-nama tersebut, pak Amran adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan PPP di 2029 mendatang. Tentu ini tak terlepas dari pengetahuan pak Jokowi, bahwa pak Amran adalah menteri kabinetnya pada periode pertama,” ungkapnya.
Rommy menyebut telah beberapa kali diskusi dengan Jokowi, termasuk yang di Solo. Ia mengakui diskusi tersebut memang salah satu sebab semakin mengerucut pada Amran.
“Karena pak Jokowi tahu persis kualitas dan totalitas pak Amran jika diberikan sebuah amanah. Nama-nama tersebut semuanya murni pemikiran saya, kecuali pak Agus Suparmanto yang didorong oleh Gus Yasin (Wagub Jateng),” jelasnya.
Ikhtiar Bersama
Menurut Rommy, tidak lolosnya PPP ke Senayan pada Pemilu 2024 menimbulkan keprihatinan yang luas di mata seluruh kader dan simpatisan partai. Karenanya dibutuhkan extra ordinary power dan extra ordinary leader untuk memimpin PPP.
Untuk kepentingan itu, putra pendiri Ikatan Pelajar Nahdlatul ulama (IPNU) ini mengaku membujuk sejumlah tokoh yang dinilai memiliki kemampuan untuk memimpin PPP kembali berjaya pada pemilihan legislatif 2029 nanti. Baik mampu karena kapasitas kepemimpinan maupun kapasitas ekonomi seperti pengusaha atau yang ia sebut ‘tauke’. Sehingga, nama nama dari eksternal partai banyak yang muncul dalam bursa calon ketua umum.
“Karenanya saya berusaha membujuk banyak tokoh yang saya nilai mampu, baik karena ketokohannya, maupun ke-tauke-an nya,” bebernya.
“Mulai pak Sandi Uno, Gus Ipul, pak Dudung, pak Marzuki Alie, pak Agus Suparmanto, sampai pak Amran. Bahkan mas Anies Baswedan pun saya pernah bujuk untuk bersedia masuk dan memimpin PPP pada akhir Desember 2024 lalu,” urainya.
Meskipun demikian, Gus Rommy menegaskan bahwa upaya tersebut tidak ia lakukan sendiri, namun ikhtiar bersama. Ia bahkan telah menggandeng sejumlah petinggi partai Kakbah untuk kepentingan itu.
“Ini bukan ikhtiar tunggal saya. Seluruh kader PPP sepakat tentang mencari putra terbaik bangsa ini. Ramadlan lalu, saya sudah mengajak sejumlah pimpinan senior DPP, termasuk Sekjen Arwani, untuk bersilaturahmi dengan pak Amran. Plt Ketum PPP, Mardiono, juga mengikuti apa yang saya rintis: sudah beberapa kali bertemu dengan pak Amran,” paparnya.
Bahkan, kata dia, Mardiono mengumpulkan belasan DPW untuk bersilaturahmi dan halal bihalal di Pantai Gapura, Makasar. Tepatnya di Guest House pribadi milik Amran. ‘Bagi saya, maknanya tunggal, bahwa pak Mar (Mardiono) sudah menerima jika pak Amran memimpin PPP ke depan,” ucapnya.
Namun demikian, ia mengaku belum yakin bahwa Andi Amran Sulaiman bersedia maju dan menang dalam muktamar yang akan digelar Agustus atau September mendatang.
“Apakah pak Amran betul-betul akan menjadi Ketum PPP pada Muktamar September 2025 mendatang? Waktu masih cukup panjang untuk kejutan-kejutan lainnya. Tugas saya dan para senior di DPP hanya menyajikan menu terbaik. Semua keputusan kembali kepada para pemegang suara, yakni muktamirin,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat