KARANGANYAR, Lingkar.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar, meminta masyarakat mewaspadai musim hujan, yang dapat memicu tumbuhnya, kembang jentik nyamuk aedes aegypti, penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kasi P2PM Dinkes Karanganyar, Sri Winarno menyampaikan, berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Karanganyar, tercatat ada sejumlah 291 kasus DBD pada 2020. Kebanyakan kasus terjadi di Colomadu, Gondangrejo dan Jumantono.
“Pada bulan pertama atau minggu kedua tahun ini, tercatat ada 5 kasus DBD. Peyebaran kasus terjadi di Colomadu, Tasikmadu dan Gondangrejo,” katanya kepada Lingkar.co, Selasa (19/1).
Ia menambahkan, cuaca yang tidak menentu dapat memicu tumbuh kembang jentik nyamuk. Masyarakat diimbau supaya lebih menggiatkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di pekarangan rumah. Seperti menyingkirkan kaleng bekas, botol, ban bekas atau barang yang dapat menjadi tampungan air hujan lainnya.
“Justru kalau curah huajn tinggi terus itu tidak beresiko. Tapi misal hari ini hujan, terus dua hari kemudian panas, terus hujan lagi itu yang beresiko. Karena berpengaruh terhadap tumbuh kembang jentik,” bebernya.
Menurut Sri Winarno, PSN yang rutin dilakukan menjadi upaya efektif dalam mengantisipasi DBD selain dengan cara fogging. Namun untuk dapat dilakukan fooging ada beberapa kriteria seperti adanya kasus positif DBD di satu wilayah dan tidak hanya satu orang saja.
“Yang jelas ada kasus positif. Setelah itu PE di situ. Ada tetangga sekitar yang mengalami gejala klinis sama dengan DBD, beberap orang tidak hanya satu. Seperti di Japanan itu ada tiga. Saat dilakukan PE untuk menghitung angka bebas jentik, baru turun di satu titik sudah ketemu banyak jentik. Ya sudah langsung,” jelas Winarno. (jok/aji)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps