Peduli Lingkungan, Sejumlah Pemuda di Rembang Gelar Bersih-bersih Pantai

Sejumlah pemuda saat bahu-membahu membersihkan pantai dari sampah, Jum’at (22/1). (MIFTAHUS SALAM/LINGKAR.CO)
Sejumlah pemuda saat bahu-membahu membersihkan pantai dari sampah, Jum’at (22/1). (MIFTAHUS SALAM/LINGKAR.CO)

REMBANG, Lingkar.co – Sejumlah pemuda bahu-membahu membersihkan pantai di Desa Plawangan, Kragan, dari sampah plastik hingga sampah organik, seperti kayu dan beberapa ranting pepohonan yang dibawa ombak ke tepi pantai.

Gerakan bersih pantai atau dalam bahasa sekitar disebut resik-resik kisik ini tidak hanya dilakukan kali ini saja. Melainkan sudah dimulai hampir satu tahun terakhir,  berbarengan dengan terbentuknya ruang baca Lentera Kisik yang berdiri ditepi pantai dan bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

Dari penuturan Son Aji, pemuda penggagas ruang baca itu, gerakan bersih pantai merupakan serentetan agenda perpustakaan kecilnya yang diadakan saben bulan.  Setidaknya, ada dua kali dalam sebulan.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3
Sejumlah pemuda saat bahu-membahu membersihkan pantai dari sampah, Jum’at (22/1). (MIFTAHUS SALAM/LINGKAR.CO)
Sejumlah pemuda saat bahu-membahu membersihkan pantai dari sampah, Jum’at (22/1). (MIFTAHUS SALAM/LINGKAR.CO)

Son Aji bersama kawan-kawannya itu,  setidaknya membersihkan sampah hingga mencapai mencapai 8-12 karung. Sampah-sampah itu tak hanya datang dari warga, melainkan datang dari laut yang dibawa entah dari mana. 

“Tapi sampah bisa saja bertambah,  jika badai. Paling-paling sampahnya banyak berupa plastik dan kayu-kayu dari laut,” urainya. 

Menurutnya, sampah-sampah itu juga merupakan sumbangan dari warga luar desanya. Kebiasaan nelayan yang membawa sampah saat berangkat ke laut dan membuangnya, merupakan kejadian yang turut menyumbang besar sampah di tempat itu. 

Png-20230831-120408-0000

“Menurut mereka ketika membuang (di laut, red) sampah-sampah itu sudah tidak ada dihadapannya dan dibawa laut. Padahal itu nantinya kan ada ditempat lain,” imbuhnya.

Ia berharap, meski ia dan kawan-kawannya melakukan pembersihan, masyarakat juga sadar agar tidak lagi membuang sampah sembarangan. Bagi Son Aji, sampah itu tidak hanya mengotori tempat, melainkan dapat dimakan ikan, yang bisa saja berbahaya bagi manusia juga. 

“Kalau dari beberapa penelitian itu kan dimakan ikan juga, jadi ikan-ikan yang kita makan kan mengandung plastik dan nantinya itu juga dimakan manusia juga kan,” ungkapnya.

Dalam kegiatannya, Son Aji juga turut melibatkan anak-anak dalam melakukan pembersihan. Hal ini bagi Son Aji sebagai bagian dari edukasi untuk anak-anak dalam menjaga lingkungan.

“Kadang dari anak-anak ini orang tua mereka juga ikut, ya hanya sekadar motret anaknya, yang penting baguslah untuk antusiasnya,” tukasnya. (lam/dim/aji)

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *