JEPARA, Lingkar.co – Permintaan susu dan daging kambing Etawa meningkat menjelang Iduladha 1442, menurut pengakuan Paat salah satu peternak etawa, kenaikan permintaan hingga 30 persen dari hari biasa.
Banyaknya permintaan susu maupun daging kambing di sejumlah pasar, menjadikan berternak kambing menjadi salah satu solusi dalam usaha ternak. Bahkan, menjadi prospek usaha ternak yang cukup menggiurkan hingga saat ini.
“Soalnya kalo Etawa harganya lebih tinggi dari kambing biasa. Komoditasnya pun banyak, mulai dari daging hingga susu kambingnya,” Kata Paat di Kalinyamatan Desa Bandungrejo, kemarin.
Paat mengungkapkan, awal mula berbisnis ternak kambing Etawa berawal dari kambing biasa. Kemudian, Paat melihat peluang menggiurkan pada jenis etawa.
Baca Juga:
Siapkan 147 Titik Penyembelihan Hewan Kurban, Hindari Kerumunan
Karena jenis kambing etawa memiliki beberapa kelebihan dari segi harga yang lebih mahal dan kualitas daging yang lebih baik daripada kambing biasa.
Pada saat kami menanyakan soal kisaran harga, Paat berfokus kepada grade (kualitas). Apakah hanya daging atau kambingnya saja atau kambing yang untuk perlombaan.
Meski demikian, harga daging masih menjadi pasaran paling unggul dalam berternak Kambing Etawa.
“Jadi tergantung grade, bisa untuk lomba atau bisa daging saja. Kalo daging misalnya, kambing jawa biasa 4 bulan sekitar 1-2,5 jutaan. Sedangkan etawa itu umur 4 bulan bisa 2-3,5 jutaan. Itu juga masih tergantung bisa buat lomba tidak, kalo bisa sampai 100 jt malahan. Ungkap Paat.
Pembeli Dari Berbagai Kota di Indonesia
Prospek yang menjajikan dari ternak kambing Etawa terlihat dari banyaknya pembeli dan hasil penjualan kambing Paat. Pembelinya tidak hanya dari wilayah Kota Ukir Jepara saja, namun juga jauh-jauh datang dari luar daerah Jepara.
“Sampai luar jepara dan seluruh indonesia malahan, karena saya sudah tergabung di organisasi juga,” terang Paat.
Paat berternak banyak jenis Etawa, karena selain menyediakan daging, dirinya juga memerah susu kambing.
Bahkan, dalam kurun waktu satu bulan Paat dapat menghasilkan setidaknya 25 liter susu kambing.
Paat memiliki 25 ekor kambing Etawa saat ini, dengan menggunakan lahan seluas 7×15 meter dengan penyekat setiap kambing satu kandang.
“Jadi 1 ekor 1 kandang kecuali yang cempe (anak kambing),” terang Paat
Menurut Paat, peternakan Etawa itu harus mengutamakan Gen, dan kebetulan Gen Etawa milik Paat memang berbeda dari peternak-peternak lainnya.
Belum lagi konsistensi dirinya berternak Etawa sejak 2006 hingga sekarang menjadikan keberhasilanya dalam mengembangkan usaha peternakan ini. Terbukti, baru-baru ini salah satu kambingnya telah ditawar dengan harga 25 juta.
Penulis: Adhik Kurniawan/Koran Lingkar Jateng
Editor: Muhammad Nurseha