Lingkar.co – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meresmikan Rumah Sigap (Siapkan Generasi Anak Berprestasi) yang terintegrasi dengan Rumah Pelita di Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (8/8/2023).
Menurut Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita, inovasi tersebut merupakan upaya serius Pemerintah Kota Semarang dalam mengatasi persoalan stunting di ibu kota Jawa Tengah.
“Alhamdulillah hari ini sudah terealisasi, namanya Rumah Sigap, yang mana Rumah Sigap ini terintegrasi dengan Rumah Pelita,” ucapnya.
Ia lantas mengungkapkan perbedaan kedua program yang ia gagas. Rumah Pelita, katanya, lebih menitikberatkan pada penanganan anak-anak yang sudah mengalami stunting.
Sedangkan Rumah Sigap lebih menitikberatkan pada penanganan pra stunting ataupun anak-anak yang memiliki risiko terkena stunting.
“Di mana Rumah Sigap ini lebih banyak melakukan penanganan pra stunting atau anak-anak yang memiliki resiko stunting. Sementara di Rumah Pelita ini adalah untuk penanganan anak-anak yang stunting. Jadi ini adalah rumah yang sudah terintergasi,” sambungnya.

Dikatakan, Rumah Sigap sendiri merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Tanoto Foundation dengan Pemkot Semarang.
Keunggulan dari program kemitraan ini adalah memberikan pelayanan penanganan mental, motorik, edukasi, kegiatan konsultasi kepada anak maupun orang tuanya, termasuk juga melakukan stimulasi yang cukup supaya membantu pertumbuhan dan perkembangan otak anak-anak.
Pada kesempatan tersebut, Mbak Ita juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan meluncurkan program baru untuk membantu menurunkan angka stunting di Kota Semarang.
Program baru ini nantinya akan melibatkan organisasi kepemudaan seperti GenRe (Generasi Berencana), Forum Anak, Karang Taruna, Forum OSIS dan lain sebagainya.
“Tanggal 17 Agustus nanti, Pemerintah Kota Semarang akan melakukan launching, namanya Melon Mas singkatan dari Milenial Gotong Royong Atasi Stunting,” bebernya.
“Jadi itu kolaborasi kami mengajak milenial, karena milenial ini akan juga bisa membantu memberi penjelasan kepada teman-temannya. Ini nanti bisa menjadi contoh, bagaimana anak milenial mendorong upaya penurunan stunting,” sambungnya.
Mbak Ita berharap dengan adanya Rumah Pelita dan Rumah Sigap ini nantinya dapat menurunkan kasus stunting, termasuk juga dalam upaya pencegahan terjadinya kasus stunting baru.
Ia menegaskan, target dari Pemkot Semarang adalah nol kasus stunting pada tahun 2024.
“Semoga dengan adanya Rumah Sigap dan juga Rumah Pelita dapat menurunkan dan juga mencegah, baik ibu anemia maupun anak-anak yang resiko stunting,” tandasnya.
Sementara, Kepala Departemen Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini Tanoto Foundation, Eddy Henry mengapresiasi inovasi Pemkot Semarang dengan membuat Rumah Pelita.
Bahkan, ia mengaku terobosan tersebut baru ia lihat pertama di Indonesia.
“Ini adalah kombinasi yang sangat tepat sekali, perlu kita garis bawahi ini adalah pertama kali yang kita saksikan di Indonesia,” ujarnya.
Ia pun menyatakan akan mendampingi program integrasi antara Rumah Pelita dengan Rumah Sigap selama 3 tahun ke depan.
Lebih lanjut, pihaknya juga akan melakukan studi perihal dampak dari program yang sudah dilaksanakan ini.
“Ini adalah inovasi yang luar biasa dari Pemerintah Kota Semarang. Kami akan dampingi terus minimum selama 3 tahun dan kita akan lakukan studi mengenai dampaknya,” pungkas Eddy. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Kharen Puja Risma