SEMARANG, Lingkar.co – Pesan WhatsApp berisi Natalius Pigai Dibayar Ketua DPR RI Puan Maharani 5 Miliar Untuk Habisi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Viral di Medsos.
Tuduhan itu, beredar pada pesan Whatsapp yang berisikan Puan Maharani membayar Natalius Pigai sebesar Rp 5 Miliar.
Baca Juga : Nekat Berjualan, Satpol PP Semarang Tertibkan PKL Pinggir Jalan Simongan
Bahkan, pada pesan tersebut menyebutkan pesan untuk Habisi Kera Putih Jateng melalui Monyet Hitam Pigai.
“JOSS !!! PERINTAH PUAN SENILAI 5 MILYAR KE PIGAI : MAS PIGAI, TOLONG HABISI KERA PUTIH JATENG!!, PUAN MAHARANI TEGA MENGHABISI GANJAR LEWAT MONYET HITAM PIGAI..!,” Tulis pada pesan whatsapp.
Selain itu, Nama tokoh politik lainnya Bambang Wuryono Ketua DPC PDIP Jawa Tengah juga ikut tercatut,
“SERET OTAKNYA BAMBANG PACUL KANG SABU!!,” lanjutan dari tulisan tersebut.
Menanggapi pesan tersebut, Eks Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),Natalius Pigai pun angkat suara melalui akun twitter pribadinya.
Ia mengakui banyak pendukung tokoh politik yang bersikap rasis kepadannya, dia enggan marah apalagi mengamuk.
“Sudah banyak pendukung yang rasis sama saya, apakah saya harus marah? Banyak yang menghina, apakah saya harus ngamuk?. Gusti Ora Sare,” tulisnya pada akun pribadinya (2/9/2021).
Natalius Pigai Diduga Rasis
Terpisah, Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai. Membuat cuitan di media sosial twitter.
Cuitannya terduga berkaitan dengan pesan rasis yang tertulisnya pada akun pribadinnya. Postingan tersebut telah tertulis pada (1/10/2021), yang mendapatkan 1,2 ribu retweet serta beragam tanggapan komentar.
Cuitan tersebut tertujukan kepada dua tokoh di Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Jangan percaya orang Jawa Tengah Jokowi dan Ganjar. Mereka merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat Papua, injak-injak harga diri bangsa Papua, dengan kata-kata rendahan rasis, monyet dan sampah,” tulis akun @NataliusPigai2, Jumat (1/9/2021)
“Kami bukan rendahan. Kita lawan ketidak adilan sampai titik darah penghabisan. Saya Penentang ketidak adilan,” lanjut cuitannya.
Penulis : Rezanda Akbar D.
Editor : Muhammad Nurseha.