Petani Rembang Genjot Produksi Bawang Merah, Lahan Tanam Capai 80 Hektare

Petani Rembang mulai tanam bawang merah. Foto: Istimewa.

Lingkar.co – Sebagian petani di Kabupaten Rembang telah memulai masa tanam bawang merah untuk musim tanam (MT) 2025. Hingga akhir Juni 2025, luas lahan yang sudah ditanami mencapai sekitar 80 hektare, tersebar di 12 kecamatan. Aktivitas penanaman terbaru dilakukan di lahan sawah Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur. Penanaman bawang merah sendiri sudah dimulai sejak April hingga Mei lalu.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko, menjelaskan bahwa penanaman bawang merah di Rembang umumnya dilakukan saat memasuki musim kemarau.

“Untuk periode 2024–2025 ini, sementara yang paling luas Kecamatan Pamotan dengan 35 hektare. Sedangkan dua tahun terakhir, Sumber menjadi kecamatan yang mendominasi dengan 41 hektare,” ujar Fajar, Senin (30/6/2025).

Fajar menambahkan, kondisi cuaca lembap seperti saat ini tetap memungkinkan untuk budidaya bawang merah, asalkan pengolahan lahan dilakukan secara optimal.

“Selama pengolahan lahan dilakukan dengan baik, seperti adanya saluran pembuangan air dan pembuatan guludan, maka penanaman bawang merah tetap memungkinkan meski di musim kemarau basah seperti saat ini. Cuaca yang lembap berpotensi memunculkan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), khususnya jamur. Sehingga pemantauan pertanaman harus dilaksanakan secara intensif,” jelasnya.

Tanaman bawang merah umumnya siap panen sekitar tiga bulan setelah tanam. Dari sisi distribusi, hasil panen bawang merah tidak hanya dipasarkan di wilayah lokal Rembang, tetapi juga dikirim ke luar daerah hingga Jakarta. Produk dari Kecamatan Sumber bahkan rutin dipasarkan melalui Pasar Tani yang digelar oleh Dintanpan Rembang, sebagai upaya mempertemukan petani langsung dengan konsumen.

“Harga jual bawang merah sangat fluktuatif. Saat ini, harga di tingkat petani berkisar Rp30 ribu per kilogram. Sementara harga eceran di pasar mencapai Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram,” pungkas Fajar. (*)