Petugas Kelelahan, Pemulasaran Jenazah Covid-19 Terlambat

MENGUNGKAPKAN: Didik Rusdiartoni, Camat Pati keluhkan keterlambatan rumah sakit dalam melakukan pemulasaran jenazah Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah. (MIFTAHUS SALAM/LINGKAR.CO)
MENGUNGKAPKAN: Didik Rusdiartoni, Camat Pati keluhkan keterlambatan rumah sakit dalam melakukan pemulasaran jenazah Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah. (MIFTAHUS SALAM/LINGKAR.CO)

PATI, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Didik Rusdiartoni, Camat Pati keluhkan keterlambatan rumah sakit dalam melakukan pemulasaran jenazah Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah.

Ia menuturkan pihaknya mengalami kendala apabila ada warganya yang meninggal di rumah dan hasilnya positif.

RSUD beberapa kali terlambat dalam mengambil jenazah tersebut. Padahal menurutnya hal ini bahaya sekali, jika jenazah positif Covid-19 terlalu lama berada di rumah.

Baca juga:
Tren di Jepara Naik, Nakes Positif Covid-19 Tembus 580 Kasus

“Kalau jenazah tidak segera rumah sakit ambil sangat berisiko karena ini Covid. Kan ada potensi penularan,” ujarnya.

Ia mengatakan baru saja terjadi, RSUD terlambat mengambil jenazah Covid-19 di daerahnya. RSUD beralasan keterlambatan ini karena pihak yang melakukan pemulasaran jenazah Covid-19 sudah merasa kelelahan.

“Hari ini juga ada dari Ngepung meninggalnya tadi malam tapi karena RSUD sudah kelelahan katanya, mereka tidak mau mengambil, jadi baru tadi pagi jenazah di ambil jam 8,” terang Didik.

Baca juga:
Ratusan Orang Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Karena keterlambatan tersebut, sejumlah Desa di wilayahnya berinisiatif mengantarkan jenazah warganya sendiri ke rumah sakit.

“RSUD ya mintanya yang ngantar desa padahal tidak semua Desa punya ambulan,” imbuhnya.

Sempat Melaporkan Permasalahan Kepada Bupati Pati

Kendala semacam ini sebelumnya juga sudah pernah di laporkan ke Bupati Pati. Menurutnya rumah sakit harus selalu siap jika diminta melakukan pemulasaran.

“Memang kami sudah sampaikan ke Pak Bupati Pati RSUD saat ini alasannya kok kecapean, ya memang capek, seperti BPBD itu tidak pernah ada alasan kecapean walaupun jam 3 jam 4 itu siap,” ungkapnya.

Untuk mengatasi persoalan ini, pihaknya sebenarnya sudah punya ide, yakni pemulasaran jenazah oleh tim jogo Tonggo.

Baca juga:
Keraton Ratu Boko Tawarkan Paket Piknik Eksklusif

Namun, dalam hal ini pihaknya punya kendala dalam hal teknis pemandian dan pembuangan limbahnya.

“Kalau APD insya Allah kami sudah bisa menyiapkan dari desa tetapi untuk memandikan kan harus punya kantong plastik jenazah, tuturnya.

Lanjutnya, “Kita juga tidak tahu cara memandikan jenazah Covid-19 itu bagaimana terus membuang limbahnya bagaimana. Kalau rumah sakit kan ada peralatan sendiri,” pungkasnya. (lam/luh)