Lingkar.co – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memimpin elektabilitas calon presiden (capres) 2024, menurut hasil survei terbaru Poltracking Indonesia.
Prabowo, menggungguli Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Survei nasional yang dilakukan Poltracking Indonesia, berlangsung pada periode 9-15 April 2023. Metode survei menggunakan stratified multistage random sampling.
Survei melibatkan 1.220 responden, dengan margin of error +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR, dalam rilis hasil survei terbaru melalui daring, Jumat (28/4/2023).
Dia mengatakan, survei dilakukan setelah isu penolakan Piala Dunia U-20, dan sebelum PDIP menggelar deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.
“Survei ini setelah ada koreksi isu Piala Dunia U-20 tapi belum ada deklarasi Ganjar Pranowo (sebagai capres),” ucap Hanta.
Survei Poltracing Indonesia, dimulai dengan simulasi 20 nama capres. Hasilnya, Prabowo unggul di urutan pertama dengan 28,8 persen.
Disusul Ganjar Pranowo di urutan kedua dengan 27,5 persen. Di urutan ketiga ada Anies Baswedan dengan 19,3 persen.
“Angkanya Prabowo dan Ganjar hanya terpaut tipis di margin of error tapi relatif Pak Prabowo diatas,” jelas Hanta.
Sementara 17 nama capres lainnya hanya berada di bawah 5 persen. Berikut hasil survei Poltracing Indonesia dengan simulasi 20 nama capres:
1. Prabowo Subianto: 28,8%
2. Ganjar Pranowo: 27,5%
3. Anies Baswedan: 19,3%
4. Ridwan Kamil: 3,0%
5. Agus Harimurti Yudhoyono: 2,8%
6. Erick Thohir: 2,3%
7. Sandiaga Uno: 1,7%
8. Andika Perkasa: 1,6%
9. Ahmad Heryawan: 1,3%
10. Mahfud Md: 1,2%
11. Khofifah Indar Parawansa: 0,8%
12. Muhaimin Iskandar: 0,7%
13. Airlangga Hartanto: 0,4%
14. Puan Maharani: 0,3%
15. Muhammad Zainul Majdi: 0,3%
16. Zulkifli Hasan: 0,3%
17. Yahya Cholil Staquf: 0,1%
18. Luhut Binsar Pandjaitan: 0,1%
19. Tito Karnavian: 0,1%
20. Muhammad Mardiono: 0,1%
21. Tidak tahu/tidak jawab: 7,3%.
Simulasi 10 Nama Capres
Hanta mengatakan, pihaknya mengukur elektabilitas capres mulai dari simulasi 20 nama. Kemudian, 10 nama, dan terakhir tiga nama capres.
“Kami mengukur elektabilitas capres mulai dari 20 simulasi nama kemudian 10 dikerucutkan dan menjadi 3 nama,” ucap Hanta.
Dalam simulasi 10 nama capres, Prabowo Subianto tetap unggul, mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
“Juga terkonfirmasi, Prabowo Subianto teratas dengan 30,1 persen, disusul Ganjar Pranowo 28,3 persen, dan Anies Baswedan 20,4 persen,” ucap Hanta.
Dia mengatakan, Prabowo dan Ganjar hanya terpaut tipis, kurang lebih satu persen.
“(Prabowo-Ganjar) hanya terpaut satu sekian persen, sementara margin of error survei 2,9 persen,” jelas Hanta.
Sementara nama lainnya dibawah 5 persen. Berikut hasil survei Poltracing Indonesia dengan simulasi 10 nama capres:
1. Prabowo Subianto: 30,1%
2. Ganjar Pranowo: 28,3%
3. Anies Baswedan 20,4%
4. Ridwan Kamil: 3,3%
5. Erick Thohir: 2,8%
6. Agus Harimurti Yudhoyono: 2,8%
7. Sandiaga Salahuddin Uno: 1,7%
8. Muhaimin Iskandar: 1,6%
9. Airlangga Hartanto: 0,7%
10. Puan Maharani: 0,5%
11. Tidak tahu/tidak jawab: 7,8%
Simulasi Tiga Nama Capres
Selanjutnya, Poltracing Indonesia, mengerucutkan dengan mensimulasikan tiga nama capres.
Hasilnya, Prabowo Subianto, tetap berada di urutan teratas dengan 33 persen. Disusul Ganjar Pranowo 31,1 persen, dan Anies Baswedan 22,4 persen.
Sedangkan, yang tidak tahu atau belum menjawab sebesar 13,5 persen.
“Kenapa tiga nama, karena yang kuat, diulang-ulang surveinya selalu tiga itu,” kata Hanta.
Dia menilai, jika merujuk hasi survei tersebut, maka akan sulit muncul nama capres potensial diluar tiga nama tersebut.
“Di luar tiga nama ini, semakin sulit akan muncul capres potensial kuat, mengingat Pilpres tinggal sembilan bulan lagi kurang dari 10 bulan,” ucap Hanta.
Selain itu, kata dia, nama-nama capres yang muncul cukup kompetitif. Apalagi selisih elektabilitas Prabowo dan Ganjar sangat tipis.
“Tapi perlu diukur efek setelah deklarasi Ganjar Pranowo. Peta elektabilitas capres masih dinamis,” ucap Hanta.
Diketahui, klaster survei ini menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir.
Sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
“Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat,” ucap Hanta.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak.
Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.***
Penulis: M. Rain Daling
Editor: M. Rain daling
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps
Respon (1)