PPKM Darurat Jadi PPKM Swalevel, Hendi: Tetap Tidak Ada Kelonggaran

Walikota Semarang Hendrar Prihadi saat memberikan keterangan kepada jurnalis tentang pergantian nama PPKM menjadi PPKM Swalevel. DINDA RAHMASARI TUNGGAL SUKMA/LINGKAR.CO
Walikota Semarang Hendrar Prihadi saat memberikan keterangan kepada jurnalis tentang pergantian nama PPKM menjadi PPKM Swalevel. DINDA RAHMASARI TUNGGAL SUKMA/LINGKAR.CO

SEMARANG, Lingkar.co – Pelaksanaan PPKM Darurat sejak Sabtu (3/7/2021), dan berakhir Selasa (20/7/2021), kini diperpanjang dengan nama lain, yakni PPKM Swalevel. Kota Semarang masuk dalam kategori level 4.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan pemberlakuan PPKM Swalevel tetap tidak ada kelonggaran dalam penerapannya.

Karena menurutnya, PPKM Swalevel merupakan kebijakan yang telah dirumuskan Pemerintah Pusat. Sehingga pihaknya harus mengikuti aturan mainnya.

“Kalau PPKM diperpanjang, saya harus melonggarkan bagaimana lagi? Kecuali sifatnya kebijakan Pemerintah Kota masih bisa dibicarakan. Tapi ini dari Pemerintah Pusat, kalau kita melenceng sendiri nanti konsekuensinya harus kita hitung juga,” ujar Hendi, sapan akrab Walikota, di kantornya, Rabu (21/7/2021).

Kendati demikian, kata Hendi, selama PPKM darurat, ada penurunan jumlah kasus harian Covid-19 di Kota Semarang.

Pada awal PPKM Darurat, angka pasien positif Covid-19 sebanyak 2.349 jiwa. Namun, saat berakhirnya PPKM Darurat, Selasa (20/7/2021), angkanya turun menjadi 1.892 jiwa.

“Untuk persedian BOR dan kondisi ICU pada tanggal 4 Juli lalu Kota Semarang penuh, bahkan sampai membludak. Namun pada hari ini, BOR-nya sudah mencapai 24 persen,” tuturnya.

Baca Juga:
PPKM Berdampak Positif untuk Kualitas Udara Kota Yogya

Lebih jauh, Hendi menyebut, Kota Semarang masih berada pada level 4. Alasannya adalah angka kematian. Menurut patokan data dari pusat, angka kematian di Kota Atlas ini belum mencapai angka minimum.

“Pada tanggal 3 Juli lalu rata-rata kematian mencapai angka 340 per minggu. Kini sudah turun menjadi 271. Namun meski begitu persentase kematian masih pada angka 6,2 persen, sementara patokan data nasional 5 persen. Itulah kenapa kita masuk level 4,” ujarnya.

WALIKOTA SARANKAN PENYALURAN BANSOS “DOOR TO DOOR”

Terkait distribusi bantuan sosial (bansos), Hendi, menyarankan cara terbaik penyaluran bansos dengn “door to door”, meski butuh waktu lama penyalurannya.

Sementara target dari Kementerian Sosial pada minggu kedua Agustus kata Hendi, semua BST harus sudah terdistribusi

“Ini saya akan ketemu pihak PT Pos untuk membicarakan teknis penyalurannya. Kita masih punya waktu 3 minggu ke depan. Kita akan diskusikan cara paling cepat, tertib, dan tidak menimbulkan kerumunan agar tidak memunculkan klaster baru,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemkot Semarang telah menyalurkan 96.000 paket sembako kepada masyarakat terdampak PPKM Darurat.

Berdasarkan informasi, PT Pos Indonesia telah mencairkan danan bantuan sosial tunai (BST) untuk 113 ribu KK. *

Penulis : Dinda Rahmasari Tunggal Sukma

Editor : M. Rain Daling