Lingkar.co – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) secara mengejutkan gagal lolos ke Senayan karena tidak memenuhi ambang batas atau parlememtary threshold (PT) 4 persen.
Berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, PPP hanya memperoleh 5.878.777 suara atau setara dengan 3,87 persen dari suara sah nasional sebesar 151.796.630 suara.
Mantan Wakil Gubernur Jawa Tangah Taj Yasin Maimoen akhirnya ikut berkomentar. Menurut Gus Yasin, sapaan akrabnya, torehan hasil Pemilu 2024 semestinya dijadikan bahan musahabah bagi elite partainya yang duduk di struktur kepengurusan DPP.
Gus Yasin mendorong semua pengurus dari DPP, DPW sampai tingkatan terbawah berbenah diri dalam menyikapi hasil suara yang diperoleh PPP yang menyebabkan tidak lolos ke Senayan.
“Lalu paling penting lagi bagaimana kawan-kawan PPP melakukan muhasabah, instropeksi diri apakah kerja-kerjanya sudah sesuai dengan tugas dan fungsi partai kami yang berlambang Ka’bah,” kata pria yang jadi kader PPP Jateng itu dalam keterangan tertulis yang diterima Lingkar.co pada Jumat (22/3/2024).
Gus Yasin mengungkapkan penyebab PPP gagal lolos ke Senayan lantaran para pengurus pusat hingga daerah yang jarang turun langsung ke bawah untuk mendengarkan masukan dari para kader.
Dirinya juga menyoroti sikap pengurus PPP yang tidak mau mendengarkan saran para kader di level terbawah dengan alasan semua keputusan ada di tingkat pusat.
“Jadi setiap hasil keputusan partai tidak pernah melalui proses dari kader yang menyuarakan di level bawah,” ujar putra mendiang ulama kharismatik asal Ponpes Al Anwar Sarang Rembang KH. Maimoen Zubair ini.
“Menariknya di Pemilu yang sekarang saya lihat di Jawa Tengah itu dari sekian DPRD provinsi yang jadi ini kan wajah baru nih. Mereka awalnya dari karir Tata Usaha DPRD. Pimpinan-pimpinannya malah gak jadi. Maka ini dijadikan bahan saling merenung,” imbuhnya.
Menurut Gus Yasin, semua pengurus struktur PPP perlu merefleksikan diri apakah selama ini sudah bekerja sesuai nilai-nilai amar ma’ruf nahi munkar.
“Ini harusnya menjadi refleksi kita kenapa sampai tidak bisa melampaui batas ambang yang ditentukan oleh pemerintah,” terangnya.
Kendati demikian, ia mengaku tetap menghormati perolehan suara PPP yang diumumkan KPU RI. Apabila ada data rekapitulasi suara PPP yang tidak sinkron, Gus Yasin mempersilakan pengurus DPP untuk meminta klarifikasi ke pihak KPU RI.
“Kalau menurut saya kita hormati rekapitulasi dari KPU. Saya juga telah membaca laporan dari DPP dan hasil akhir dari KPU. Dari DPP kalau ada data valid mengenai temuan yang tidak sinkron monggo saja diklarifikasi,” bebernya.
Lebih lanjut, ia pun mengutip pesan dari mending ayahnya bila pengurus PPP mesti terus meneguhkan sikap untuk mengemban amanah kader-kader tiap daerah.
“Tentu kita ingat Mbah Moen (Maimoen Zubair) pernah menyampaikan partai ini harus ada dan bersikap tegas. Terutama dari pengurus yang mengemban di partai tersebut. Yang tak kalah penting lagi adalah bagaimana caranya memperjuangkan masyarakat kita, kedekatan kita dengan masyarakat harus betul-betul dirasakan semua pihak,” terangnya.
“Mestinya mereka cari tau penyebabnya kenapa kok masyarakat tak berikan suaranya sampai 4 persen,” tambahnya. (*)
Penulis: Miftahus Salam