Lingkar.co – CEO Proximity Indonesia, Whima Edy Nugraha mengungkapkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng berpotensi muncul tiga poros koalisi. Sebab, sampai saat ini masih muncul beberapa nama dalam survei yang ia lakukan.
Ia juga menyebut kompromi politik di Pilgub berpotensi muncul dua poros yang digalang oleh PDIP dan poros koalisi yang melanggengkan Koalisi Indonesia Maju, melanjutkan kontestasi politik pemilihan presiden. Kendati demikian, dua poros koalisi ini memiliki kemungkinan kecil untuk terjadi.
“Dari hasil survei ini, pertama, poros koalisi akan dipimpin PDI Perjuangan, karena bagaimanapun dengan 33 kursi yang dia punya, maka PDI Perjuangan bisa mencalonkan gubernur dan wakil gubernur sendiri,”kata Edy saat menjawab pertanyaan wartawan seusai paparan hasil penelitiannya di HOM Hotel by Horison, Jl Pandanaran Kota Semarang, Rabu (5/6/2024)
Walaupun tokoh yang bakal diusung PDIP belum menempati posisi teratas,” Tertinggi masih Hendrar Prihadi itu masih di posisi ke empat atau ke lima. Jadi PDIP perlu memunculkan tokoh-tokoh yang sifatnya bisa mendongkrak perolehan suaranya sehingga bisa menang dalam kontestasi Pilgub Jawa Tengah,” ujarnya.
Menurutnya, PDIP bisa menurunkan tokoh nasional atau mendorong tokoh yang sudah kuat dalam survei untuk diusung melalui partai berlambang banteng kekar. “Mungkin bisa mungkin bisa mendorong Taj Yasin Maimoen untuk diusung oleh mereka,” tandasnya.
Menurutnya, masih banyak kemungkinan bagi PDIP untuk tampil mengusung calon sendiri, termasuk para kepala daerah yang sudah mendaftarkan diri sebagai bakal calon. “Kalaupun masih mau mengunggulkan para kepala daerah mereka, harus ada kerja lebih keras untuk meningkatkan popularitas atau elektabilitas calon yang akan diusung oleh PDIP,” katanya.
Selanjutnya, poros kedua bisa muncul dari partai politik yang berkumpul dalam Koalisi Indonesia Maju. “Kemungkinan poros ini bisa terbentuk satu atau dua calon. Poros yang terbentuk dari Koalisi Indonesia Maju bisa jadi akan dipimpin oleh Gerindra atau Golkar karena sama-sama memiliki jagoan,” urainya.
Kendati demikian, menurutnya Partai Golkar dan Gerindra bisa juga menjadi dua poros koalisi karena sama-sama memiliki sosok yang sudah muncul di berbagai survei untuk Pilgub Jateng. “Karena banyak nama yang sudah muncul nama Irjen Pol Ahmad Luthfi, ada Dico Ganinduto, atau Sudaryono misalnya. Karena muncul banyak nama yang bisa dimunculkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur,” jelasnya.
Edy juga menilai kemungkinan munculnya PKB sebagai poros koalisi ketiga karena basis kekuatan politik PKB ada di Nahdlatul Ulama (NU). Karena dirinya menilai ormas Islam ini memiliki basis masa yang cukup kuat di Jateng.
“Mungkin poros koalisi ketiga akan dipimpin oleh PKB misalnya karena NU di Jawa Tengah juga cukup besar jumlahnya. Bisa jadi PKB akan memunculkan satu poros koalisi baru, bisa berkoalisi dengan PPP misalnya, atau dengan partai-partai yang lain,” paparnya.
“Nama-nama yang bisa diusung selain Gus Yusuf, misalnya bisa memunculkan Gus Yasin sebagai kandidat calon gubernurnya. Jadi kemungkinan ada tiga poros yang mungkin muncul dalam kontestasi November,” tandasnya. (*)
Penulis Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps