Ratna Anggraeni Ungkap Potensi Besar Kerajinan di Pati

POTENSI: Ratna anggraheni, selaku Ketua Klaster Kerajinan Kabupaten Pati tengah bersama pelaku kerajinan. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)
POTENSI: Ratna anggraheni, selaku Ketua Klaster Kerajinan Kabupaten Pati tengah bersama pelaku kerajinan. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)

PATI, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Seperti semboyannya Pati Bumi Mina Tani, Kabupaten Pati paling banyak tulang punggung dari hasil bumi terutama sektor pertanian dan perikanan.

Selain itu dari segi topografi, wilayahnya dibedakan menjadi dataran rendah, pegunungan, lereng serta gunung.

Hal ini membuat Kabupaten Pati sebagai salah satu Kota berpotensi besar karena sumber daya alam yang sangat melimpah.

Ratna anggraheni, selaku Ketua Klaster Kerajinan Kabupaten Pati mengungkapkan, hal ini menjadi potensi yang besar pula bagi sektor kerajinan.

Menurutnya, Kabupaten Pati dalam hal kerajinan bisa menjadi paling unggul di Indonesia karena Sumber Daya Alam (SDM)nya yang melimpah.

Baca juga:
Warga Karangwotan Aktif Lakukan Pembaruan Data Kependudukan                  

“Kita itu ada di urutan teratas, karena banyak kearifan lokal di Pati yang tidak di miliki di kota lain, harusnya kita bisa mencuri start di bagian harganya, pasti bisa turun jauh,” ujarnya.

Dalam masalah bahan dasar kerajinan, pihaknya mengklaim Kabupaten Pati memiliki bahan dasar yang banyak dan lengkap.

Bahan Baku Melimpah

“Dalam hal bahan baku, batuan alam, kerang garis pantai dari perbatasan jepara rembanag tempurung pusatnya sentra,” jelasnya.

“Batuan alam pegunungan kendeng melimpah, kayu apapun di hutan Muria melimpah, semua ada di Kabupaten Pati,” lanjutnya.

Namun ia mengungkap masalah utama di Kabupaten Pati selain soal SDMnya yang belum bisa memanfaatkan secara maksimal.

Juga terkait banyaknya masyarakat lokal yang kurang kesadaran mengkonsumsi produk lokalnya sendiri.

Baca juga:
Tutup Beberapa Tempat Isolasi Terpusat

“Kita perlu membangun mindset mereka, kita butuh membangun percaya diri mereka agar mindset (bahwa barang kerajinan mereka itu tidak pernah mampu dijual) itu hilang,” imbuhnya.

Pihaknya mengajak masyarakat Pati untuk bisa memanfaatkan SDA yang ada, memberi daya tawar dengan memproduksi kerajinan yang dapat dilihat dan dinilai oleh masyarakat langsung.

“Kalau kita sudah melihat barang otomatis kan orang, ohh kualitasnya seperti ini, atau paling tidak  kalo ada yang butuh seribu kan udah ada barangnya untuk di hitung,” pungkasnya.

Penulis: Cr5

Editor: Galuh Sekar Kinanthi