JEPARA, Lingkar.co – Pengajuan Retna Kencana atau Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional mendapat dukungan dari sejumlah kalangan. Seluruh pemuka agama hingga tokoh masyarakat Jepara sepakat menyuarakan usulan gelar Pahlawan Nasional bagi Ratu Kalinyamat. Upaya ini dilakukan dengan penandatanganan dukungan di sebuah spanduk, bertempat di Pendopo R.A. Kartini, Sabtu (5/2).
Agenda yang bertajuk Silaturahmi Kebangsaan tersebut dihadiri oleh jajaran Forkopimda dan tokoh masyarakat Kabupaten Jepara. Selain itu juga hadir sejumlah tokoh nasional. Di antaranya, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya, juga budayawan Sujiwo Tejo.
Resty Ananta, Dari Panggung Ke Panggung Hingga Kancah Nasional
Dalam sambutannya, Bupati Jepara, Dian Kristiandi menyampaikan, Ratu Kalinyamat memiliki peranan besar dalam sejarah berdirinya Kabupaten Jepara dan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, pihaknya mendorong dan mengajak seluruh lapisan masyarakat mendukung pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat.
Hal ini, katanya, dapat terlihat dari bukti primer, yang menceritakan kisah perjuangan Ratu Kalinyamat melawan Portugis di Selat Malaka. Menurutnya, dengan bukti tersebut, Retna Kencana adalah tokoh nyata yang ada di Kabupaten Jepara.
“Saya berharap, dengan sumber primer ini, tidak hanya membuktikan perjuangan Ratu Kalinyamat saja. Akan tetapi, membuktikan sepak terjang Ratu Kalinyamat yang nyata, tidak hanya cerita tutur,” ujarnya.
Studi Akademik
Hal yang sama juga telontar dari Wakil Ketua MPRI RI, Lestari Moerdijat. Ia mengatakan, berdasarkan studi akademik ada bukti-bukti bahwa ada pembelokan sejarah tentang Ratu Kalinyamat. Bersyukur, tim ahli yang ia bentuk berhasil menemukan 8 sumber primer dari perpustakaan di Portugal tentang jejak sejarahnya.
“Harapan kami, pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional cepat terealisasi. Sehingga dapat bersanding dengan para pahlawan nasional dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia,” harapnya.
INISNU Temanggung Dukung Gelar Pahlawan untuk KH Maimoen Zubair
Sementara, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya menyampaikan, bahwa semua harus bangga menjadi bangsa Indonesia. Hal ini karena Indonesia kaya akan sejarah dan budaya. Hal itu terangkum jadi satu dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika, dan Pancasila sebagai dasar negara.
“Oleh karenanya, tinggal meneruskan semangat nasionalisme dan patriotisme dari para pahlawan bangsa, serta melestarikan aspek kesejarahan. Jangan sampai terpengaruh oleh politik adu domba yang dapat merusak bangsa,” ungkapnya. (Lingkar Network | Lingkar.co)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps