Lingkar.co – Ratusan warga Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah saling dorong dan berebut gunungan hasil bumi dalam Tradisi Kirab Budaya Merti Desa dan Tradisi Syawalan budaya yang digelar satu minggu setelah hari raya Idul Fitri.
Sebelumnya enam gunungan dari hasil bumi yang berupa sayuran, buah – buahan, dan jajajn pasar ini di arak mengelilingi kecamatan dan ahirnya menjadi rebutan warga yang sudah menunggu di depan komplek Makam Sedapu.
Tradisi ini merupakan bentuk syukur warga atas limpahan berkah dari sang pencipta. Selain itu Kirab Budaya Ni Pandansari atau Nyai Dapu sebagai bentuk penghormatan kepada Ni Pandansari yang merupakan tokoh penyebar agama Islam di wilayah Boja, Kendal.
Sementara itu, makna dari kirab gunungan hasil bumi ini sebagai bentuk semangat warga untuk saling bergotong royong. Kirab sendiri terdiri dari iring-iringan Ni Pandansari yang menunggang kuda dan diikuti barisan pengawal berpakaian hitam dan putih serta prajurit perempuan.
Ni Pandansari yang juga adik kandung Ki Ageng Pandanaran ini masih melekat di relung hati masyarakat Boja Kendal. Kirab yang menempuh jarak lima kilometer ini, membawa serta gunungan hasil bumi yang menggambarkan rasa syukur masyarakat Boja yang sudah diberi rezeki oleh sang kuasa.
Salah satu warga Boja, Nita mengatakan, hasil berebut gunungan di tradisi tersebut akan di olah dan di santap bersama keluarga, ia berharap juga mendapatkan kesejahteraan yang melimpah.
“Senang jika bisa mendapatkan sayuran atau buah – buahan, walau sedikit, sayuran yang didapat akan dijadikan sayur dan disantap bersama keluarga. Dengan sayur dari gunungan ini, saya berharap juga mendapatkan kesejahteraan melimpah,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Boja, Rofik Anwar mengatakan, tradisi kirab ini dilakukan setiap tahun, sebagai bentuk tradisi tahunan masyarakat Boja untuk menghormati leluhur penyebar agama islam di wilayah ini.
“Tradisi tahunan ini diselenggarakan untuk menghormti leluhur menyebar agam Islam diwilayah ini, selain itu, juga sedekah bumi dengan mengarak gunungan hasil bumi,” bebernya.
Selain tradisi Kirab Nyi Dapu, juga dilakukan penggantian luwur atau penutup makam, sejumlah tokoh agama dan masyarakat Boja sendiri.
Usai mengikuti kirab menggelar tahlil dan doa bersama di makam Ni Pandansari atau yang lebih dikenal dengan nama Nyi Dapu. Tradisi Syawalan di Boja ini, merupakan agenda tahunan dan menjadi wisata religi warga Kendal dan sekitarnya. ***