Rawan Gempa, Pemkab Rembang Gandeng BMKG

Simulasi dan mitigasi penanganan gempa di Kantor Bupati Rembang, Rabu (22/5/2024).
Simulasi dan mitigasi penanganan gempa di Kantor Bupati Rembang, Rabu (22/5/2024). Foto: Humas for Lingkar.co

Lingkar.co – Berada di atas patahan sesar Pati yang aktif, membuat Kabupaten Rembang rawan terjadi gempa.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten menggandeng Badan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar mitigasi dan simulasi gempa bumi di Kantor Bupati Rembang, Rabu (22/5/2024).

Kegiatan ini diikuti perwakilan kelompok masyarakat, sekolah, aparat, dunia usaha dan media. Mulai dari penjelasan tentang kerawanan gempa di Rembang sampai dengan simulasi gempa ketika di dalam gedung dan halaman luar.

Whats-App-Image-2024-09-19-at-14-21-32

Bupati Rembang Abdul Hafidz mengungkapkan kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat semakin waspada dan mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa.

“Simulasi ini bertujuan agar masyarakat semakin waspada dan mengetahui cara- cara yang dilakukan ketika terjadi gempa. Karena kita kemarin beberapa kali juga terdampak gempa yang di bawean, ” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa dan Sunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono menegaskan sesar naik Pati meliputi Rembang, Blora, Pati dan Kudus saat ini masih aktif dan pihaknya terus dimonitor.

Png-20230831-120408-0000

“Data sejarah dari pemerintah Belanda pada tahun 1800an sering terjadi gempa. Dan diantaranya merusak di daerah Pati dan Rembang, 1897 terjadi gempa besar berkekuatan 6,8 rikhter yang merusak kawasan lebih luas radius 500 km, kerusakan sedang hingga berat,” ungkapnya.

Daryono menambahkan gempa akan terjadi lagi. Karena gempa memiliki sifat periode ulang.

“Lalu apakah kita harus takut? Tidak. Karena kita memiliki cara selamat, ilmu mitigasi . Di dalam ketidak pastian, kita masih punya waktu untuk menyiapkan diri,” tuturnya.

Persiapan yang perlu dilakukan diantaranya menyiapkan bangunan yang kuat dan tahan gempa. Selain itu bangunan atau rumah ramah gempa juga menjadi alternatif pilihan masyarakat, yaitu berbahan kayu atau bambu.

Selanjutnya, masyarakat perlu mengetahui cara evakuasi dan mitigasi terhadap gempa. Sehingga dapat menekan jumlah korban jiwa, seperti di negara Jepang, Amerika, Kanada dan lainnya yang memiliki metode mitigasi yang baik.

“Jadi masyarakat tahu cara selamat dari gempa. Tidak panik, mengetahui evakuasinya, berlindung cepat, kalau berhenti goncangan baru keluar rumah dengan mencari tempat yang lapang,” terangnya. (*)

Penulis: Miftahus Salam

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps